Konsumsi gula masyarakat Jember masih belum sebanding dengan produksi gula dari tebu yang dihasilkan petani. Kurang maksimalnya produksi tebu salah satunya dipengaruhi oleh kualitas yang dihasilkan. Hal itu diungkapkan oleh Plt Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan (TPHP) Kabupaten Jember, Imam Sudarmadji.

Menurut Imam, saat ini rendemen tebu petani di Jember berkisar dari 6 – 7 persen. Padahal sebenarnya Jember mempunyai potensi lebih dari angka itu. Namun masalahnya, lahan tebu terus berkurang. Selain itu, pengetahuan dan teknik petani dalam mengolah ladang tebu juga dinilai masih terbatas.

Imam mencontohkan, petani kurang memberikan perhatian dalam perawatan lahan tebu. Padahal hal itu berpengaruh pada kualitas dan rendemen tebu yang dihasilkan. Ia menegaskan, tebu merupakan komoditas penting, selain tanaman pangan seperti padi dan jagung. Karena gula tebu merupakan komoditas yang konsumsinya cukup tinggi di masyarakat.

Sebagai upaya meningkatkan rendemen tebu, Imam bekerja sama dengan berbagai pihak untuk memberikan pembinaan dan penyuluhan kepada para petani tebu di Jember. Baik dengan bimbingan teknis maupun lewat pembinaan yang diberikan oleh pabrik gula selaku pengelola komoditas tebu saat ini.

Imam melanjutkan, jika petani mampu menghasilkan tebu berkualitas baik, pembinaan bisa dikembangkan terkait pengelolahan mandiri atau home industry. Harapannya, Jember mampu mencukupi kebutuhan gula skala lokal bahkan mampu menopang kebutuhan nasional.(rex)