Angka kekerasan terhadap perempuan dan anak di Kabupaten Jember cukup signifikan.  Karena hal tersebut Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) telah membuat aplikasi OTS, sebagai wadah masyarakat  melaporkan tindak kekerasan dan eksploitasi seksual terhadap perempuan dan anak.

Dalam rapat koordinasi bersama DP3AKB Kabupaten Jember, Selasa (28/2/23), Direktur Plato Foundation, Dita Amelia menjelaskan, data ECPAT  2020 menyebut, 3 dari 10 anak di Indonesia mengalami kekerasan dan eksploitasi seksual online.

Dita mengatakan, sejak tahun 2005, Indonesia masuk dalam 10 negara teratas dengan kasus kekerasan seksual anak online tertinggi. Terdapat 22% anak menemukan konten seksual secara tidak terduga  melalui iklan, umpan media sosial, mesin pencari dan aplikasi perpesanan, dan 9% mencari secara aktif.

Sedangkan berdasarkan jajak pendapat U-Report 2019 yang dilakukan terhadap 2.777 anak muda Indonesia usia 14-24 tahun, ditemukan sekitar 45% mengalami cyberbullying, dengan rincian anak laki-laki 49% dan anak perempuan 41%.

Menindaklanjuti hal tersebut, Kepala DP3AKB Kabupaten Jember Suprihandoko menyampaikan, pihaknya akan mengenalkan kembali aplikasi OTS (One Touch Servis) kepada masyarakat, yang sebenarnya telah dirilis pada tahun 2021 lalu. Aplikasi tersebut bisa diunduh diplay store. Tujuannya untuk memudahkan masyarakat Jember melaporkan kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak. 

Misalnya, jika di keluarga atau lingkungan sekitar ada perempuan atau anak mendapat kekerasan baik fisik, psikis, seksual, penelantaran dan eksploitasi maka bisa melaporkan melalui aplikasi tersebut. Dan untuk pelapornya juga tidak harus dari yang bersangkutan, mengingat terkadang korban malu atau tidak berani melapor.

Ia berharap dengan aplikasi OTS ini semua perempuan dan anak bisa terlayani dengan baik dan tidak ada lagi yang mengalami penindasan atau tekanan.(put)