Permen menjadi salah satu makanan paling digemari khususnya anak-anak karena rasanya yang manis dan legit. Namun mengonsumsi permen atau makanan manis lain berpotensi  menimnulkan karies hingga gigi berlubang. Mengatasi hal tersebut seorang  mahasiswa Program Studi Teknologi Hasil Pangan Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) Universitas Jember, Maryam Tsaqifah Muwahhidah, menciptakan permen lunak non sukrosa dengan perasa serai dan lemon. Permen ini bisa menghambat perkembangan bakteri penyebab karies gigi.

Wanita yang disapa Ifah ini menerangkan, ia membuat permen non sukrosa dengan menggunakan kombinasi minyak esensial serai dan lemon.  Menurutnya, serai adalah tanaman yang mudah didapatkan. Sementara untuk minyak esensial lemon, didapat dari kulit lemon yang sering dibuang sebagai limbah.  Pemilihan kedua bahan tersebut selain memberikan rasa, juga berguna untuk menghambat perkembangan bakteri penyebab karies gigi. Pasalnya dari penelitian yang ia lakukan di Rumah Sakit gigi dan Mulut (RSGM) Universitas Jember, senyawa bioaktif keduanya terbukti efektif mencegah perkembangan bakteri penyebab karies gigi.

Ketekunannya meneliti pangan fungsional khususnya di bidang kesehatan, membawa mahasiswa yang lulus dengan IPK 3,72 ini mendapat pendanaan Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) bidang Riset Eksakta 2021 dari Ditjen Dikti Kemendikbudristek. Selain itu juga pendanaan program kreativitas mahasiswa gagasan Futuristik dan Konstruktif (PKM GFK) 2021. Meraih medali emas kategori poster pada kegiatan “Food and Biocomplex Innovation” di Universitas Brawijaya. Serta Juara kedua kategori poster pada ajang Kepedulian Mahasiswa dan Masyarakat terhadap Pangan (KM2P). Ia juga sukses menyabet medali emas pada Global Young Scientist Challenge (GYSC) kategori Healthcare 2020.

Walaupun penelitiannya masih di skala laboratorium, Ifag memastikan rasa permen buatannya tak kalah dengan permen di pasaran. Oleh karena itu ia berharap ada industri yang tertarik mengembangkan permen non sukrosa anti karies gigi hasil penelitiannya.(put)