Untuk mengenalkan kreasi produk ramah lingkungan, SMPN 10 Jember memiliki ekstrakulikuler membatik, yang mana dalam kurun waktu satu tahun belakangan ini lebih fokus membuat kreasi batik ecoprint.

Selain aktif mengajak siswanya membatik, sekolah tersebut juga sering sekali mengikuti pameran untuk mengenalkan dan menjual hasil produksi yang mereka buat.

Seperti pada Rabu (3/5/23), Yuna Irasari, Guru SMPN 10 yang sedang mendampingi siswa dalam Pameran Edukasi Expo di alun-alun Jember.

Ia bercerita, bahwa sebelum membuat ecoprint, sekolah tersebut telah membuat batik Sibori selama kurang lebih 3 tahunan yang bertujuan untuk dijadikan seragam siswanya dan dipasarkan ke masyarakat umum.

Setelah sekian lama, lalu mencoba membuat ecoprint dalam bentuk kerudung, baju, dsb. Tidak disangka ternyata banyak orang tertarik dan membeli produk ecoprint secara langsung ke sekolah.

Ia menjelaskan, alasan memilih ecoprint ini karena berbahan utama dedaunan, seperti daun jati, daun jambu, daun jarak, dan bunga yang ada di sekitar. Bahan tersebut juga sangat mudah diaplikasikan untuk membatik, serta ramah lingkungan.

Ia menjelaskan, membatik ecoprint ini tidak bisa dikerjakan secara individu, tetapi harus berkelompok yang berjumlah 3 - 5 orang. Dan proses pembuatannya bisa memakan waktu sampai 5 hari.

Ia berharap, para siswa bisa termotivasi untuk membuat ecoprint secara mandiri. Misalkan di sekitarnya ada bahan-bahan yang mereka tahu bisa dipakai sebagai bahan untuk mrmbuat ecoprint, maka bisa dibuat, mengingat hasil produksi dari ecoprint bisa menghasilkan uang.(put)