Kulit singkong diketahui punya kandungan asam sianida yang bisa memabukkan dan berbahaya jika dikonsumsi dalam jumlah banyak. Tapi, hal itu tidak menjadi penghalang bagi Himmatul Khasanah yang berinovasi mengolah limbah organik tersebut menjadi pakan ternak yang aman. Bahkan, tape afkir pun jadi bahan campuran yang menambah nutrisinya.
Dosen Program Studi Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Jember (Unej) itu menyebut, perlu pengolahan lanjutan untuk meningkatkan nutrisi yang ada dalam kulit singkong. Yakni melalui aplikasi teknologi fermentasi dengan starter mikroorganisme yang membantu perombakan struktur bahan pakan dan nilai nutrisinya. Bahan campuran yang dibutuhkan sebenarnya tidak banyak, cukup dedak, molases dan air.
Pengajar Kampus Unej di Bondowoso itu pun menjelaskan cara pengolahannya. Dimulai dari mencampur 2 kilogram tape afkir dengan dedak, molases, dan air. Kemudian setelah tercampur rata dan dimasukkan ke dalam botol atau wadah tertutup, simpan selama 7 hari. Sementara untuk limbah kulit singkong, dipotong kecil seukuran 2 cm dicampur jerami padi dengan komposisi 30:70. Lalu semua bahan dicampur dengan bahan fermentasi dari tape afkir dan simpan dalam tempat tertutup selama 21 hari. Setelah itu, pakan pun siap untuk diberikan kepada ternak-ternak.
Tidak hanya kulit singkong ataupun tape afkir, Himmatul juga memberi tips terkait air rebusan tape. Karena didalamnya mengandung bakteri atau Mikro Organisme Lokal (MOL) yang bisa dimanfaatkan untuk berbagai tujuan, termasuk meningkatkan kualitas bahan pakan melalui fermentasi. Sehingga, limbah organik pun bisa diolah kembali menjadi sesuatu yang punya nilai manfaat.(rex)
Copyright © 2024 K Radio Jember 102,9 FM Developed by Sevenlight.ID.