Berjualan tidak seperti umumnya, penjual pecel asal Dusun Bringin Lawang, Desa Wonojati, Kecamatan Jenggawah menyunggi dagangannya di atas kepala sambil mengendarai motor.

Adalah Nurhasanah, wanita paruh baya penjual pecel lontong keliling yang telah menjalani profesinya selama sekitar 20 tahun.

Dengan meletakan alas kain di atas kepala, kemudian dia menyunggi nampan kayu sambil berkeliling mengendarai motor. Dengan caranya yang unik dalam berjualan ini, justru menarik minat banyak pembeli.

Tidak ada trik khusus, Nurhasanah mengaku karena telah terbiasa, dirinya dapat menyeimbangkan nampan di atas kepala sambil mengendarai motor hingga tidak pernah terjatuh. Bahkan meski harus menengok ketika dipanggil pelanggan.

Sebelumnya, dia berjualan menggunakan sepeda kayuh sambil menyunggi nampan di atas kepala. Kini, dengan motor Nurhasanah bisa berjualan keliling hingga menempuh jarak 10 kilometer dari rumahnya.

Selain pecel lontong, ia juga menjual jajanan seperti gorengan dan lupis. Harganya pun cukup murah, cukup dengan Rp5.000 sudah dapat menikmati satu porsi pecel lontong yang disajikan di atas daun pisang.

Sementara Kepala Desa Wonojati, Abdulrahman mengaku salut dengan cara berdagang yang cukup unik tersebut. Mulanya mungkin karena memang tidak bisa bila harus memegang nampan sambil mengayuh sepeda. Makanya disunggi di atas kepala.

Pada beberapa kesempatan tertentu, saat ada kegiatan di kantor desa bahkan acara di kecamatan sering mengundang Nurhasanah untuk datang dan berjualan. Menurutnya cara berdagang ini mungkin satu-satunya yang ada di Jember.(thn)