Kasus dugaan pemalsuan tanda tangan dan Berita Acara Pemeriksaan (BAP) yang dilakukan oleh oknum penyidik Polsek Sumbersari Jember, saat ini telah memasuki tahap penyidikan.

Kasat Reskrim Polres Jember, AKP Abid Uais Al-Qarni Aziz, Jumat (3/2/24) sore menjelaskan, bahwa saat ini telah dilakukan non job terhadap terlapor dan pihaknya mengindikasi bahwa memang ada dugaan kuat terhadap kasus pemalsuan tanda tangan dan mengubah isi BAP tersebut.

Terkait proses yang dinilai cukup lama oleh pihak pelapor, Abid mengatakan, bahwa dalam proses penyidikan ini tidak bisa dilakukan secara gegabah dan harus tetap berhati-hati. Selain itu ada faktor-faktor yang mempengaruhi, sehingga penyidikan masih dalam proses penanganan oleh tim penyidik.

Status dari terlapor ini sudah naik ke proses sidik sejak dilakukan gelar perkara pada 2 Oktober 2023 lalu. Namun, prosesnya juga masih panjang karena berkas perkara masih harus dikirimkan ke Laboratorium Forensik (Labfor) Polda Jatim pada 9 Oktober 2023.

Kemudian, lanjut Abid, hasil dari Labfor tersebut baru bisa diketahui pada tanggal 25 November 2023 dan membutuhkan jangka waktu selama hampir 2 bulan.

Sedangkan pada periode Desember hingga saat ini, pihaknya masih mempelajari lagi apa hasil dari Labfor tersebut. Baru selanjutnya bisa diputuskan hasilnya dan gelar perkara penetapan terhadap terduga pelaku.

Apabila memang terbukti bersalah, pelaku akan dijerat dengan Pasal 263 KUHP tentang tindak pidana pemalsuan dokumen atau surat dengan ancaman hukuman paling lama 6 tahun penjara.

Sebelumnya, Rabu (32/1/24) pihak pelapor Esther Lyndiawati (47) warga Sumbersari Jember didampingi kuasa hukumnya mendatangi Polres Jember. Pihaknya mempertanyakan perkembangan penanganan kasus dugaan pemalsuan tanda tangan dan isi BAP dengan terlapor oknum penyidik kepolisian berinisial N.(thn)