Seiring dengan melandainya pandemi Covid-19, berbagai sektor ekonomi mulai mengambil ancang-ancang untuk bangkit kembali. Salah satunya adalah bisnis properti yang cukup terdampak akibat pandemi sejak 2020 lalu. Hal itu disampaikan Ketua DPD Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia (APERSI) Jawa Timur, Makhrus Sholih.
Menurut Makhrus, jika dibanding daerah lain, Jember menjadi salah satu daerah utama pengembangan bisnis properti. Ada potensi pasar yang sangat besar di Jember. Secara global, APERSI Jatim memperkirakan pertumbuhan properti di Jatim bisa mencapai 20 persen dibandingkan tahun lalu. Lonjakan pertumbuhan bisnis properti diharapkan bisa membawa efek domino bagi ekonomi daerah. Mengingat, bisnis properti turut menopang 150 unit industri ikutan, seperti komoditas bahan bangunan dan sebagainya.
Secara khusus, APERSI Jatim berharap, kepengurusan di Jember yang baru bisa merangkul berbagai kalangan. Sebab, pembangunan perumahan terutama rumah subsidi, bertujuan untuk membantu masyarakat mendapatkan hunian. Hal itu diakui juga oleh Ketua DPC Apersi Jember yang baru dilantik, Asyik Pamiluhadi. Kebijakan pemerintah melalui Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) sangat membantu masyarakat terutama Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) untuk mendapatkan hunian. Karena pemerintah telah memberikan subsidi hingga Rp40 juta per orang per unit rumah.
Menurut Asyik, ada 90 anggota APERSI di Jember Raya. Mereka mengembangkan bisnis properti di wilayah tapal kuda dan sebagian besar terkonsentrasi di Jember. Hampir seluruh anggota APERSI Jember juga bermain di bisnis rumah subsidi yang masih sangat prospektif. Pemberlian rumah subsidi dinilai sangat cocok sebagai salah satu instrumen investasi terutama bagi generasi atau pasangan muda. Ke depan, ia juga berkomitmen meningkatkan komunikasi di antara anggotanya. Sebab, perkembangan bisnis saat ini luar biasa cepat.(adp)
Copyright © 2024 K Radio Jember 102,9 FM Developed by Sevenlight.ID.