Kasus seorang ibu hamil yang terpaksa melahirkan di pinggir jalan di Desa Kaliglagah, Kecamatan Sumberbaru, menjadi sorotan dari para kepala desa yang tergabung dalam Asosiasi Pemerintah Desa Seluruh Indonesia (Apdesi) Kabupaten Jember.

Ibu bernama Kholiffah tersebut merupakan warga Desa Jambesari yang lokasinya cukup terpencil di Sumberbaru. Ia terpaksa harus naik motor bersama suaminya menuju Puskesmas Sumberbaru pada dini hari, karena bidan yang ada di desa tersebut menolak membantu karena alasan administratif.

Namun sebelum sampai Puskesmas, ibu tersebut melahirkan di pinggir jalan tanpa bantuan medis.

Menurut Ketua Apdesi Jember, Kamiludin, insiden ini menunjukkan lemahnya ketersediaan dan akses fasilitas kesehatan bagi masyarakat di pelosok Jember.

Apdesi Jember enggan menyalahkan pihak tertentu dalam kasus ini karena saat ini semua pihak harus sama-sama berjuang menurunkan angka stunting dan angka kematian ibu/angka kematian bayi yang masih cukup tinggi.

Apdesi Jember lebih menyoroti sejumlah masalah dalam insiden tersebut. Pertama tidak digunakannya mobil ambulan desa untuk mengantarkan ibu yang akan melahirkan, padahal dalam kondisi darurat.

Kamiludin menyebut, saat ini banyak keluhan kepala desa tentang rumitnya penggunaan ambulan desa karena prosedur yang birokratis. Selain itu, sejumlah ambulan desa tidak memiliki sopir serta ada juga sopir ambulan desa yang tidak tinggal di desa tersebut.

Kamiludin juga menyoroti tidak aktifnya sejumlah Puskesmas Pembantu (Pustu) serta kurangnya peran Puskesmas untuk mengawal ibu hamil di wilayahnya.

Untuk itu, hari ini Apdesi Jember akan melakukan aksi ke Dinas Kesehatan dan DPRD Jember untuk mencari solusi konkrit. (Adp)