Lonjakan harga bahan pokok jelang lebaran merupakan salah satu hal yang perlu diantisipasi. Anggota Komisi XI DPR RI, Charles Meikyansah, mengatakan di masa mudik lebaran atau biasanya 10 hari sebelum hari raya, diperkirakan inflasi akan meningkat. Hal itu dikarenakan meningkatnya mobilitas masyarakat menjelang lebaran.
Menurut Charles, meskipun inflasi bisa dinilai sebagai tanda menggeliatnya pasar pasca pandemi Covid-19, namun jika angkanya terlalu tinggi juga tidak baik bagi kebangkitan ekonomi. Sehingga, perlu adanya upaya dari stakeholder terkait untuk bisa menekan inflasi dan mengatasi lonjakan harga.
Charles menilai, upaya pemerintah saat ini dalam menangani harga khususnya minyak goreng, dirasa belum cukup. Ia mencontohkan, program Bantuan Langsung Tunai (BLT) minyak goreng yang digelontorkan, belum dirasakan masyarakat sepenuhnya hingga tingkat yang paling bawah. Ia menegaskan, peran pemerintah di tingkat Kabupaten/Kota yang menjadi ujung tombak dalam memastikan tidak ada kecurangan dan terjaganya pasokan.
Diketahui, jauh sebelum lebaran, inflasi khususnya di Jember terjadi cukup tinggi karena dipengaruhi kenaikan beberapa komoditas bahan pokok penting (bapokting). Pada Maret 2022, Kabupaten Jember mengalami inflasi tertinggi sejak 2020. Inflasi itu dipengaruhi oleh sejumlah kelompok makanan yang terus merangkak naik sejak awal tahun, seperti minyak goreng, telur ayam ras, kedelai dan sejumlah bahan lain.
Berdasarkan pantauan K Radio di Pasar Tanjung Jember pada Rabu (13/4/2022), harga bapokting masih terpantau stabil. Jika dibandingkan harga pada pekan lalu, sejumlah komoditas belum mengalami kenaikan. Daging sapi bertahan di harga Rp 110.000 per kilogram, sedangkan daging ayam ras turun dari Rp 38.000 menjadi Rp 36.000. Telur ayam ras yang bulan lalu menyumbang inflasi cukup tinggi, juga masih stabil di harga Rp 24.000 per kilogram.(rex)
Copyright © 2024 K Radio Jember 102,9 FM Developed by Sevenlight.ID.