Pengamat transportasi Universitas Jember, Sonya Sulistyono menilai Pemkab Jember dan stakeholder terkait perlu melakukan kajian mendalam terkait rekayasa lalu lintas. Khususnya di wilayah kampus Kecamatan Sumbersari yang mengalami peningkatan aktivitas masyarakat. Hal itu berdampak pada kepadatan arus lalu lintas di jam sibuk, seperti pagi dan sore hari.
Kepada K Radio pada Kamis (8/9/2022), Sonya mencontohkan, selama pandemi Covid-19, adanya traffic light (TL) di perempatan Mastrip mungkin menganggu kenyamanan. Hal itu karena adanya penurunan perjalanan sekitar 30 persen dibandingkan sebelum pandemi. Sehingga banyak pengendara yang merasa TL tidak diperlukan.
Dosen Manajemen Rekayasa Transportasi Fakultas Teknik Unej itu melanjutkan, mengaktifkan kembali TL bisa menjadi solusi di meningkatnya arus lalu lintas di area tersebut. Namun, perlu didahului dengan kajian yang komprehensif, salah satunya terkait peningkatan kinerja TL agar efisien bagi pengendara. Pengaturan lampu yang optimal harus disesuaikan dengan kondisi di jam padat, terutama pada ruas yang ramai.
Sonya menilai, jika TL kembali diaktifkan, adanya tugu PKK di tengah jalan tersebut menjadi kurang tepat dari aspek keselamatan. Hal itu bisa memengaruhi jarak pandang pengendara di persimpangan tersebut. Sehingga ia menyarankan agar pemerintah memindahkan tugu tersebut.
Diberitakan sebelumnya, Dinas Perhubungan Kabupaten Jember berencana mengaktfikan kembali TL di simpang 4 Mastrip. Hal itu berdasarkan survei yang dilakukan Dishub Jember, yang mana penyalaan TL lebih efektif untuk mengurangi kepadatan dan antrean panjang kendaraan.(rex)
Copyright © 2024 K Radio Jember 102,9 FM Developed by Sevenlight.ID.