Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Jember mencatat pertumbuhan ekonomi tahun 2024 sebesar 4,86 persen. Dengan nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) mencapai Rp 102,76 triliun.
Dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi terjadi pada lapangan usaha transportasi dan pergudangan yang tumbuh sebesar 10,41 persen. Sedangkan di pertanian hanya tumbuh sebesar 2,21 persen.
Kepala BPS Jember, Tri Erwandi, Selasa (4/3/25) mengatakan, struktur PDRB Jember menurut lapangan usaha masih didominasi sektor pertanian yang mencapai 25,71 persen. Sedangkan lapangan usaha transportasi dan pergudangan hanya 2,35 persen.
Sehingga pertanian menjadi perhatian penting karena memiliki nilai share paling tinggi. Pertanian harus menjadi prioritas agar pertumbuhan ekonomi bisa dirasakan lebih banyak orang.
BPS berharap komoditas utama pertanian seperti padi jangan sampai mengalami penurunan produktivitas. Menjadi tantangan adalah alih fungsi lahan pertanian untuk non pertanian. Menurut BPS, hal ini perlu mendapat perhatian serius dari pemerintah daerah.
Selain itu upaya untuk meningkatkan produktivitas sektor pertanian perlu terus didorong. Jangan sampai luas lahan semakin sempit, irigasi terganggu, hingga ketersediaan pupuk tidak mencukupi.
Tri melanjutkan, bila melihat dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi terjadi pada komponen konsumsi lembaga non profit yang melayani rumah tangga yang tumbuh sebesar 10,58 persen.
Sedangkan untuk struktur PDRB menurut pengeluaran masih didominasi oleh komponen pengeluaran rumah tangga yang mencapai 70,16 persen.
Dari enam kabupaten, pertumbuhan ekonomi Jember di urutan kedua di bawah Bondowoso dengan 4,87 persen. Berikutnya Probolinggo dengan 4,82 persen, Situbondo dengan 4,81 persen, Banyuwangi dengan 4,68 persen dan Kabupaten Lumajang dengan 4,52 persen.(thn)
Copyright © 2024 K Radio Jember 102,9 FM Developed by Sevenlight.ID.