Sebagian kasus Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) yang terjadi di Jember berakhir damai. Ekonomi memang menjadi faktor dominan yang menyebabkan korban kekerasan, khususnya KDRT memilih berdamai atau bahkan bungkam. Hal itu diungkapkan Presidium Nasional Koalisi Perempuan Indonesia (KPI), Ema Kemalawati.
Menurut Ema, korban yang kebanyakan dari pihak istri, biasanya tidak bekerja dan mengandalkan nafkah dari suami. Sehingga karena ketidakberdayaan ekonomi tersebut, mereka memilih diam. Terlebih biaya perceraian dinilai tidak murah. Faktor lain adalah kurangnya informasi yang didapatkan para korban, terutama bagi masyarakat di wilayah rural. Para korban tidak mendapatkan informasi terkait tempat mengadu maupun shelter ketika mengalami KDRT.
Selain itu, Ema menyebut, pihak perempuan juga cenderung mengalah karena ingin tetap memiliki status sebagai istri. Hal itu membuat mereka memilih mempertahankan pernikahan pasca mengalami KDRT. Termasuk faktor eksternal yang mempengaruhi keputusan korban KDRT memilih damai. Yakni dorongan orang tua dan lingkungan sekitar, ditambah stigma perceraian yang masih dianggap aib.(rex)
Copyright © 2024 K Radio Jember 102,9 FM Developed by Sevenlight.ID.