Bupati Jember, Hendy Siswanto ingin pertanian Jember tidak hanya unggul pada sektor hulu atau dengan kata lain pada komoditas pertaniannya saja. Tapi ia mau pertanian di Jember juga dikenal dan diperhitungkan dari sektor produk olahannya. Sehingga dengan memperkuat sektor hilir, diharapkan nantinya tidak ada lagi petani yang mengeluh soal harga gabah anjlok dan semacamnya.

Menanggapi hal tersebut, Rektor Universitas Jember, Iwan Taruna mengatakan, penyebab petani di Jember tidak segera bangkit dikarenakan tidak adanya nilai tambah ekonomi yang bisa dirasakan. Selama ini, petani hanya fokus mengerjakan aspek budidayanya saja, dalam artian menanam dan merawat. Namun setelah panen, hasilnya langsung dijual ke makelar dan petani tidak mendapatkan nilai tambah.

Iwan mengatakan, petani perlu dilibatkan dalam aspek processing. Ia mencontohkan, dalam Koperasi Unit Desa (KUD), ada penggilingan padi yang sahamnya juga harus dimiliki petani. Sehingga dari aspek pengolahan padi, mereka bisa memperoleh keuntungan juga sebagai pemegang saham. Namun, yang terjadi selama ini, pelaksanaan di lapangan tidak tepat. Pihak yang bertugas membina petani dirasa tidak optimal. Selama ini, penyuluhan hanya sebatas mengarahkan saja tanpa adanya pendampingan.

Lebih jauh, Iwan menambahkan, saat ini dalam aspek produksi benih pun, mayoritas didominasi oleh benih impor. Jika pengoptimalan peran petani ini bisa berjalan dengan baik, produksi benih juga mampu dilakukan oleh petani lokal.(rex)