SELAMAT DARI TRAGEDI KANJURUHAN, PRIA ASAL JEMBER SEMPAT RASAKAN PERIHNYA GAS AIR MATA

SELAMAT DARI TRAGEDI KANJURUHAN, PRIA ASAL JEMBER SEMPAT RASAKAN PERIHNYA GAS AIR MATA

SELAMAT DARI TRAGEDI KANJURUHAN, PRIA ASAL JEMBER SEMPAT RASAKAN PERIHNYA GAS AIR MATA

Tragedi kericuhan dalam pertandingan sepak bola Arema vs Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur masih menyisakan duka mendalam bagi banyak pihak. Tragedi itu awalnya dipicu karena kekalahan Arema Malang dari lawannya yakni Persebaya Surabaya. Ratusan penonton pun menjadi korban meninggal dunia dalam peristiwa tersebut. Dua di antaranya merupakan penonton asal Kabupaten Jember.

Salah seorang penonton selamat yang berhasil diwawancara yakni Theo Bhelva Dwinanda Putra, suporter Arema FC asal Desa Sidomulyo, Kecamatan Silo. Ia sebenarnya menonton pertandingan Arema FC vs Persebaya tanpa sengaja. Karena niat awalnya berangkat ke Malang untuk menonton konser musik. Tapi karena ada momen pertandingan sepak bola Arema FC vs Persebaya, dirinya bersama seorang temannya sekalian menonton. Mereka memesan tiket untuk tribun VVIP dengan alasan keamanan.

Di hari kejadian menurut Theo, tepatnya menjelang akhir pertandingan babak kedua, Arema tertinggal satu gol. Skor akhir 2 – 3 unggul Persebaya. Skor itu bertahan sampai akhir pertandingan. Saat itulah ada sejumlah suporter yang masuk lapangan. Semakin lama, jumlahnya semakin banyak. Setelah itu, sejumlah aparat ikut masuk ke lapangan dan berusaha membubarkan kerumunan penonton yang masuk ke lapangan. Kericuhan mulai terjadi disusul penembakan gas air mata yang dilakukan petugas ke tengah lapangan. Sebagian penonton yang di lapangan membubarkan diri, tapi penembakan gas air mata masih dilakukan bahkan mengarah ke tribun. Tembakan itulah yang membuat banyak penonton di tribun berusaha menghindar dan membubarkan diri. Situasi para suporter mulai panic, apalagi asap dari gas air mata itu semakin mengepul.

Theo mengaku beruntung, karena berada di tribun yang tidak terkena tembakan gas air mata secara langsung. Dirinya baru merasakan perihnya asap dari gas air mata setelah ada embusan angin yang mengarah ke tribunnya. Gas air mata yang terbawa angin itu membuatnya sesak napas dan matanya perih. Ia bersama penonton lain segera berusaha keluar stadion. Ia tidak mengira jika kericuhan itu menelan korban jiwa hingga ratusan nyawa.(rex)

Copyright © 2024 K Radio Jember 102,9 FM Developed by Sevenlight.ID.

Adonis Music R&B