SEMANGAT MENGABDI CICIEK UNTUK ANAK PMI DI JEMBER TAK SURUT DI TENGAH PANDEMI

SEMANGAT MENGABDI CICIEK UNTUK ANAK PMI DI JEMBER TAK SURUT DI TENGAH PANDEMI

SEMANGAT MENGABDI CICIEK UNTUK ANAK PMI DI JEMBER TAK SURUT DI TENGAH PANDEMI

Tren kekerasan terhadap anak selama masa pandemi Covid-19 mengalami peningkatan. Ini tidak hanya terjadi di Indonesia, tapi di seluruh dunia. Tak ingin terseret arus, Komunitas Tanoker yang diketuai Farha Ciciek mengambil langkah untuk mencegah kekerasan terhadap anak Pekerja Migran Indonesia (PMI) di Jember.

Perempuan Jember ini menjelaskan, anak PMI notabenenya membutuhkan perhatian lebih. Selama ditinggal orang tuanya bekerja di luar negeri, mereka cenderung ditelantarkan dan minim kepedulian dari lingkungan sekitarnya. Terlebih, kondisi pandemi juga mengambil andil besar pada perubahan pola pendampingan yang dilakukan pihaknya. Kegiatan tatap muka lebih terbatas, karena harus mengikuti protokol kesehatan pencegahan Covid-19.

Namun, niat Ciciek untuk mengabdi tak surut hanya karena pandemi. Iapun mencari cara-cara yang efektif untuk tetap melakukan pendampingan melalui sarana yang ada. Misalnya, mengajak anak-anak PMI bermain permainan tradisional melalui daring dan dilombakan. Tak berhenti disitu, Tanoker juga memberikan pendampingan kepada para orang tua melalui sekolah ayah, ibu, nenek, hingga kakek yang mengasuh anak PMI. Kegiatan itu dikemas dalam bentuk menanam tanaman konsumsi di halaman depan rumah. Cara ini dianggap efektif membangun kedekatan antara orang tua dengan anak PMI.

Bagi Ciciek, ada dua faktor yang benar-benar harus diperhatikan di masa pandemi seperti sekarang, yakni perlindungan sumber makanan dan perlindungan keluarga. Melalui kegiatan bercocok tanam, 2 faktor tersebut bisa tercapai. Agar lebih menarik minat, kegiatan ini juga dilombakan dengan tajuk kebun keluarga. Program-program yang pihaknya jalankan telah mendapat dukungan berupa pendampingan langsung dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak setiap minggunya.

Pendampingan yang dilakukan Tanoker saat ini tidak seperti pertama kali saat didirikan pada 2009 silam. Saat itu, pihaknya hanya fokus melakukan pedampingan terhadap anak-anak PMI di wilayah Desa Ledokombo, Kecamatan Ledokombo. Tapi kini, pendampingan yang dilakukan pihaknya meluas hingga Desa dan Dusun lainnya yang ada di Jember. Jika dihitung, sudah ada ratusan anak PMI yang pihaknya dampingi. Oleh karena itu ia bertekad, pendampingan terhadap anak PMI tidak boleh mandek karena Covid-19. Pandemi justru mendorong pihaknya lebih giat lagi untuk belajar. Karena dalam setiap hal yang terjadi, pasti ada hikmah yang bisa dipetik.(don)

Copyright © 2024 K Radio Jember 102,9 FM Developed by Sevenlight.ID.

Adonis Music R&B