Melukis dengan cat semprot (pilox) bukan hal asing bagi masyarakat Jember. Bahkan, karya-karya para seniman cat semprot yang biasa menggunakan media tembok atau yang dikenal sebagai grafiti, dengan mudah dijumpai di dinding-dinding sudut kota. Namun menariknya, seni cat semprot yang biasanya diaplikasikan di media yang besar, mulai digunakan juga di kertas. Hal inilah yang coba digeluti pemuda Jember yang tengah mengenyam pendidikan di STIE Mandala, Novian Ramadhan.
Mahasiswa semester 4 ini memilih menekuni spray paint art, yakni seni melukis menggunakan cat semprot di atas media kertas. Pemuda yang akrab disapa Rama ini menceritakan, ia pertama kali mengenal spray paint art pada 2019. Saat itu dirinya baru menjalani semester satu di STIE Mandala. Alasannya cukup sederhana, ia menilai spray paint art cukup mudah ketimbang seni melukis lainnya.
Rama menjelaskan, jika ada kesalahan dalam proses spray paint art, pelukis cukup menimpa hasil lukisan yang salah dengan cat semprot. Meskipun tergolong lebih mudah, spray paint art tetap punya kesulitan tersendiri. Terutama seniman harus beradu dengan waktu pengeringan cat semprot saat sedang show.
Selain itu, pria kelahiran Lumajang ini menganggap, spray paint art adalah seni yang cukup jarang ditemui di Jember. Bahkan sepengetahuannya, hanya ada satu Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) di Perguruan Tinggi Jember yang memperkenalkan spray paint art, yakni kampusnya.
Menurut Rama, banyak objek yang bisa dijadikan inspirasi spray paint art. Mulai dari pemandangan, beragam karakter manusia hingga fiksi. Keunggulan lainnya, tidak ada cat semprot khusus untuk membuat spray pain art. Berbeda halnya dengan seni cat semprot di tembok. Pun media semprotnya bisa menggunakan kertas apapun, tapi umumnya ia memilih menyemprot di kertas Duplex. Peralatan lainnya adalah pisau palet lukis yang digunakan untuk membentuk pola-pola tertentu saat melukis, selagi cat semprot belum mengering di media kertas.
Saat sedang unjuk kemampuan spray paint art, Rama menyertainya dengan atraksi bermain api. Hal itu bukan tanpa alasan dan hanya sekadar menambah kesan menarik belaka. Tapi permainan api itu dibutuhkan agar proses pengeringan cat yang lebih cepat.
Pemuda alumnus SMAN 1 Yosiwilangun Lumajang ini melanjutkan, saat pertama kali belajar bermain api dengan cat semprot, ia pernah mengalami sedikit kecelakaan. Yang mana saat pertama kali mencoba, ia menyalakan api dengan kondisi tangan masih basah dengan cat semprot. Api yang harusnya mengarah ke media kertas, justru menyambar tangannya. Dari sanalah, ia lebih berhati-hati lagi saat mengeringkan lukisannya dengan api.(don)
Copyright © 2024 K Radio Jember 102,9 FM Developed by Sevenlight.ID.