Program vaksinasi Covid-19 mulai dijalankan bagi masyarakat Indonesia pada Rabu (13/1/2021). Presiden Joko Widodo menjadi orang pertama yang menerima suntik vaksin Covid-19. Sebelum didistribukan ke masyarakat, vaksin ini telah mendapatkan surat resmi dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) untuk penggunaan darurat vaksin buatan Sinovac. Vaksinasi diprioritaskan untuk beberapa kalangan, seperti tenaga kesehatan, tokoh agama, tenaga pendidikan, aparat pemerintah dan masyarakat yang berusia 18-59 tahun. Kelompok tersebut menjadi sebagian orang yang boleh divaksin, untuk mencegah penularan virus Covid-19 agar kekebalan tubuh tetap terjaga.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh masyarakat terkait penerapan vaksin ini. Salah satunya kondisi kesehatan setiap orang yang tidak memungkinkan untuk di vaksin. Kelompok masyarakat tersebut di antaranya orang-orang yang masuk dalam kategori usia 60 tahun ke atas, alergi obat-obatan atau makanan, asma bronkial, penyakit paru, hati. Juru Bicara Kesehatan, Dr Nadia Tarmizi mengatakan, bagi mereka yang tidak memenuhi syarat, tidak akan disuntik vaksin, agar tidak terjadi sesuatu hal yang buruk bagi kesehatan mereka.
Sejauh ini, vaksinasi dipilih menjadi salah satu cara yang efektif untuk menanggulangi penyebaran Covid-19. Namun, menjaga kesehatan dan menerapkan protokol kesehatan seperti menjaga jarak, menggunakan masker, dan mencuci tangan, tetap diberlakukan bagi masyarakat Indonesia, baik yang sudah divaksin ataupun tidak. Sebab, masih ada beberapa di antara masyarakat yang menganggap enteng setelah divaksin dan mengabaikan protokol kesehatan. Oleh karena itu, penting bagi setiap individu untuk memahami cara kerja vaksin yang telah disuntikkan, agar tidak menyepelekan covid-19 pasca divaksinasi.(dil)
Copyright © 2024 K Radio Jember 102,9 FM Developed by Sevenlight.ID.