SITUS DUPLANG, JEJAK PERADABAN MAJU ZAMAN MEGALITIKUM

SITUS DUPLANG, JEJAK PERADABAN MAJU ZAMAN MEGALITIKUM

SITUS DUPLANG, JEJAK PERADABAN MAJU ZAMAN MEGALITIKUM

Di Desa Kamal, Kecamatan Arjasa, Kabupaten Jember ada sebuah situs peninggalan zaman megalitikum Bernama Situs Duplang. Sebelumnya terkenal sebagai situs Duplang situs ini oleh warga sekitar dinamakan Sembah Lasdono.

Juru Pelihara Situs Duplang, Abdul Rahim kepada K Radio, Rabu (18/01/2023) menceritakan, di situs ini sedikitnya terdapat 3.600 benda cagar budaya. Diantaranya ada batu yang menyerupai alat musik kenong sehingga dinamai batu kenong, dengan ciri berbentuk kerucut memiliki tonjolan diatas dan bagian bawahnya berlubang. Ada juga batu yang menunjukkan arah mata angin, yakni arah Utara, Selatan, Timur, Barat. Ada batu bertuliskan aksara namun bukan huruf sanskerta, palawa, ataupun jawa. Aksara tersebut mirip huruf paku. Selain itu juga ada Menhir atau batu pemujaan, Dolmen atau kubur batu zaman megalitikum dan lesung batu.

 

Sudarman menjelaskan, dahulu situs Duplang ini adalah hutan yang banyak ditumbuhi pohon jati. Berdasarkan kepercayaan masyarakat sekitar, saat ada warga yang sakit tidak perlu diobati, cukup dengan menggelar selamatan dan berdoa di batu-batuan yang ada di situs ini mereka akan sembuh. Cerita ini menyebar hingga banyak orang dari luar daerah berdatangan untuk mencari kesembuhan penyakit di situs ini.

Baru pada tahun 1985 setelah dilakukan penelitian oleh tim peneliti dari Surabaya dan Trowulan, diketahui jika batu-batu yang ada di situs ini adalah peninggalan zaman megalitikum. Peradaban yang pernah ada di wilayah tersebut bahkan terbilang sangat maju. Terbukti dari sejumlah artefak pemujaan, alat rumah tangga, hingga makam batu yang ditinggalkan. Karena berada di Dukuh Duplang, maka tempat ini dinamakan Situs Duplang.

Saat ini, Situs Duplang menjadi destinasi wisata cagar budaya yang banyak dikunjungi oleh wisatawan. Seiring dengan semakin terkenalnya Situs Duplang, Sudarman berharap ada pembenahan terhadap fasilitas umum di lokasi tersebut. Seperti listrik, musala, kamar mandi dan juga gazebo agar pengunjung yang datang semakin merasa nyaman. Pasalnya, Sudarman menyampaikan untuk penerangan di lokasi ini masih dibayar secara pribadi olehnya. Kedepan ia berharap pemerintah bisa lebih memperhatikan situs bersejarah ini. (put)

Copyright © 2024 K Radio Jember 102,9 FM Developed by Sevenlight.ID.

Adonis Music R&B