Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) berupaya menggandeng seluruh lapisan masyarakat untuk menangani masalah stunting atau gizi buruk. Hal tersebut disampaikan Direktur Bina Kesehatan Reproduksi BKKBN, Muhtar Bakti, dalam acara sosialisasi penguatan pendataan keluarga dan kelompok sasaran program Bangga Kencana. Sosialisasi pada Jumat (19/11/2021) ini telah memasuki hari ketiga yang bertempat di Aula Kantor PCNU Jember.

Muhtar mengatakan, saat ini banyak masyarakat Jember yang telah mengetahui tentang permasalahan stunting. Persoalan gizi buruk ini sering dibicarakan dan gencar disosialisasikan oleh lembaga terkait. Pada 2022 mendatang, pihaknya pun akan menerjunkan ribuan pendamping di desa-desa untuk melatih para kader di desa yang telah mendapatkan pelatihan di pusat. Sehingga pada akhir tahun ini, kader-kader desa bisa dilatih dan program pendampingan bisa berjalan mulai tahun depan.

Dalam program tersebut, Muhtar mengungkapkan, pendamping akan tergabung bersama tim yang ada di desa. Seperti Bidan, unsur kesehatan, PKK dan unsur terkait lainnya. Satu desa minimal akan diberi 1 pendamping, tergantung pada jumlah penduduknya. Jika di atas 6.000 jiwa, maka kemungkinan diturunkan lebih dari 1 pendamping.

Muhtar melanjutkan, salah satu tugas para kader yang ada di desa yaitu melakukan pendampingan persiapan pernikahan. Diharapkan calon pengantin bisa didampingi 3 bulan sebelum melaksanakan pernikahan untuk memastikan kesehatannya. Selain itu, para kader juga akan membantu mendampingi para ibu hamil, agar tidak melahirkan anak dengan kondisi stunting. Jika ada indikasi gizi buruk, maka pendampingan akan dilakukan secara lebih intensif. Nantinya, program pendampingan juga akan bersinergi dengan kegiatan lain yang ada di masyarakat.(rex)