Puluhan sopir truk pengangkut sampah Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Jember, Senin (4/1/2021) mogok beroperasi. Mereka memilih memarkirkan armadanya di depan kantor Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jember dan Pendopo Wahyawibawagraha Jember, karena tidak ada anggaran untuk membeli solar.
Salah seorang sopir truk pengangkut sampah, Senidar mengatakan, sekitar 2 bulan terakhir, pencairan uang pengganti solar seringkali terlambat. Puncaknya memasuki Januari 2021, sudah tidak ada anggaran untuk mengganti uang solar truk pengangkut sampah DLH Jember. Total ada 30 truk milik DLH Jember yang terparkir. 20 di antaranya terparkir di depan kantor Pemkab Jember dan 10 lainnya berada di depan Pendopo Wahyawibawagraha.
Dikonfirmasi bersamaan, Kepala DLH Jember, Arismaya Parahita membenarkan ketiadaan anggaran di dinasnya. Ini dampak ditolaknya Peraturan Kepala Daerah (Perkada) tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Jember tahun 2021 oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur.
Sehingga menurut Arismaya, tidak ada lagi anggaran yang bisa digunakan untuk operasional armada truk sampah. Termasuk untuk pencairan gaji bagi Aparatur Sipil Negara (ASN) di DLH Jember. Selama ini dalam kondisi normal, pembelian solar untuk truk pengangkut sampah menggunakan sistem ganti uang. Jadi sopir truk membeli solar menggunakan uang mereka terlebih dahulu, kemudian dilaporkan ke DLH Jember dan langsung diganti.
Tapi sejak 2 bulan terakhir diakui Arismaya, proses penggantian uang tersebut tersendat sampai dua minggu hingga sebulan. Bahkan, bulan ini, pihaknya tidak memiliki anggaran untuk mengganti uang solar tersebut. Ia tidak bisa berbuat apa-apa dengan aksi mogok tersebut. Iapun tidak tahu kapan anggaran operasional kembali ada. Setiap bulan DLH Jember memerlukan Rp 40-60 juta untuk konsumsi solar 32 truk pengangkut sampah yang beroperasi. Dalam sehari, setiap truk tersebut bisa mengangkut 4 ton sampah.
Arismaya hanya bisa mengimbau masyarakat untuk mengatur sampah-sampah rumah tangga di kediaman masing-masing. Karena hingga sekitar sepekan mendatang, proses pengangkutan sampah bakal terganggu. Mengingat untuk wilayah kota saja meliputi Kecamatan Patrang, Sumbersari, dan Kaliwates, sampah rumah tangga yang terkumpul dalam sehari mencapai 70 ton.
Sementara itu, sampah rumah tangga di Tempat Pembuangan Sementara (TPS) wilayah Jember kota, Senin pagi mulai menggunung. Ini berdasarkan pantauan K Radio di tiga lokasi TPS, yakni di jalan Imam Bonjol, jalan Mastrip, dan jalan Karimata.
Salah seorang warga sekitar TPS Karimata, Dian Wahana Putera menyampaikan, sejak Minggu (3/1/2021), sampah di TPS setempat tidak diangkut. Hingga Senin pagipun tumpukan sampah itu tak kunjung dibawa truk pengangkut sampah. Padahal biasanya, sekitar pukul 06.00-07.00 WIB, sampah-sampah yang menumpuk sudah diangkut oleh truk.
Dian mengaku, akibat tumpukan sampah yang kian banyak, mulai tercium bau tidak sedap. Ia berharap, sampah yang menumpuk ini segera diangkut. Karena jika dibiarkan, sampah setiap harinya akan semakin menumpuk dan bisa mengganggu. Bukan hanya dari segi bau saja, tapi dari tampilan juga terkesan kumuh.(don)
Copyright © 2024 K Radio Jember 102,9 FM Developed by Sevenlight.ID.