Media sosial kembali ramai dengan adanya keputusan terbaru dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub). Hal itu terkait tarif ojek online (ojol) yang bakal naik di 3 zonasi mulai 14 Agustus 2022. Aturan tersebut tertuang dalam Keputusan Menteri (KM) Perhubungan Nomor KP 564 Tahun 2022 Tentang Pedoman Perhitungan Biaya Jasa Penggunaan Sepeda Motor yang Digunakan untuk Kepentingan Masyarakat yang Dilakukan dengan Aplikasi.

Tarif ojol di Kabupaten Jember juga akan naik dan masuk dalam zona I yanh meliputi Sumatera, Jawa (selain Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi), dan Bali. Besaran tarif ojol di zona I yang naik adalah biaya jasa minimal, dari Rp 7.000 - Rp 10.000 menjadi Rp 9.250 - Rp 11.500. Sementara, untuk biaya jasa batas bawah masih sebesar Rp 1.850 per km dan batas atas Rp 2.300 per km.

Sebagian masyarakat Jember merasa tidak keberatan dengan adanya kenaikan tarif tersebut. Salah satunya Ferdi, yang berprofesi sebagai pegawai swasta. Menurutnya, kenaikan tarif yang diberlakukan beberapa hari lagi itu masih wajar dan masuk akal. Bahkan, jika harga selalu murah, tidak menutup kemungkinan akan menyulitkan para pengemudi atau mitra. Bisa jadi mereka terimbas dengan biaya operasional yang naik, seperti bensin maupun perbaikan kendaraan.

Hal senada disampaikan warga Jember lainnya, Lutfiah. Ia beranggapan bahwa aturan tersebut tidak menjadi masalah besar dan justru akan menguntungkan para ojek konvensional. Ia beranggapan jika tarif ojol dan ojek konvesional tidak terlalu jauh, maka akan membuat masyarakat tidak pilih-pilih. Mereka bisa saja kembali menggunakan jasa ojek konvensional, karena perbedaan harga yang tidak terlalu signifikan.

Berbeda dengan Aurel yang kurang setuju dengan adanya kenaikan tarif ojol. Ia merasa sangat diberatkan. Dengan harga yang sudah berlaku sekarang menurutnya itu sudah termasuk mahal, terlebih ia masih menjadi seorang pelajar dan mengandalkan uang saku dari orangtua. Maka dari itu, ia berharap promo pelajar bisa menjadi pertimbangan keringanan ditengah naiknya tarif ojol. (ibl)