Bupati Jember Hendy Siswanto menyebut, jumlah perempuan di Jember lebih banyak dibanding laki-laki. Sekitar 52 persen dari 2,6 juta penduduk Jember adalah perempuan. Hal itu memungkinkan potensi kekerasan terhadap perempuan lebih tinggi.
Dikatakan Bupati, hal itu menjadi PR bersama. Pemkab mencatat tingkat perceraian di Jember hingga bulan November ini mencapai 8 ribu kasus. Sekitar 35 persen diantaranya ada unsur pernikahan dini dalamnya.
Kemudian yang lebih menjadi perhatian Bupati adalah adanya handphone. Dengan teknologi yang sangat canggih ini, bisa membelenggu seseorang, saat digunakan untuk menekan seseorang untuk tujuan tidak baik.
Bupati mencontohkan, ada panggilan video dengan tujuan tidak baik, menampilkan bagian tubuh tertentu kemudian di-screenshot. Itu menjadi pegangan seseorang dengan tujuan tidak baik. Yang dapat membelenggu korbanya sehingga mau melakukan yang diinginkan pelaku.
Bupati melanjutkan, masih banyak orang yang belum tahu hal itu, sehingga perlu dilakukan sosialisasi terus-menerus agar tidak terjebak.
Juga bagi para siswa, mereka harus diajarkan akhlak yang baik. Karena bagaimanapun handphone mau dimanfaatkan untuk apa tergantung pada penggunanya.
Upaya yang dilakukan kepada sekitar 320 ribu murid yang ada di Jember, Pemkab terus melakukan sosialisasi tentang kekerasan perempuan dan anak serta narkoba.
Tentu dengan melibatkan berbagai elemen lainnya seperti tokoh masyarakat, kyai, tokoh ulama FKUB. Secara bersama-sama harus terus menggaungkan sosialisasi tersebut.
Bupati juga meminta untuk selalu melindungi identitas korban. Kepada masyarakat untuk jangan mudah menghakimi seseorang. Karena dampaknya adalah jangka panjang kedepannya.
Bupati menyebut, bila citra diri hancur, tidak ada yang bisa memperbaiki. Di negeri ini tidak ada jasa untuk memperbaiki harga diri. Dan jejak digital itu akan ada selamanya.(thn)
Copyright © 2024 K Radio Jember 102,9 FM Developed by Sevenlight.ID.