Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatat Flu Singapura atau hand, foot dan mouth disease (HFMD) tembus 6.500 kasus di Indonesia. Menanggapi hal tersebut ketua IDI Jember ikut berkomentar.

dr. Ali Sodikin pada K Radio Rabu (24/4/24) mengatakan, memang ada tren peningkatan kasus flu Singapura. Namun yang perlu dipahami bahwa penyakit ini masuk kategori penyakit ringan dan bisa pulih dengan daya tahan tubuh yang baik. Di Jember sendiri terjadi peningkatan beberapa kasus yang sekarang sedang rawat jalan maupun rawat inap.

Ia mengatakan, secara klinis flu Singapura mirip dengan flu biasa namun dalam kasus flu Singapura disebabkan oleh oleh enterovirus yang menyerang anak-anak di bawah 5 tahun. Biasanya penderita merasakan demam, nyeri telan, batuk, pilek disertai dengan ruam yang diikuti bintil-bintil air terutama di bagian kaki dan tangan kemudian adanya sariawan pada mulut.

Untuk pencegahan, secara vaksin masih belum ada namun bisa melakukan pencegahan secara sanitasi sehingga jika ada satu anggota keluarga yang sakit jika tidak tergolong parah dapat dirawat di rumah dan tidak berinteraksi dengan anggota yang sakit.

Kemudian menghindari kontak dengan pasien karena flu Singapura dapat menular lewat droplet. Selain itu nutrisi harus dijaga untuk membuat daya tahan tubuh baik.

Dan yang tidak kalah penting adalah menjaga kebersihan rumah dengan memperhatikan sirkulasi udara serta pencahayaan sehingga virus tersebut tidak mengendap di dalam rumah.

Ia mengimbau, agar masyarakat tidak terlalu panik karena flu Singapura termasuk dalam penyakit ringan. Jika masyarakat merasakan gejala tanda-tanda terkena flu Singapura untuk segera melapor ke fasilitas kesehatan terdekat (raf).