Wacana Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jember yang mencanangkan Pulau Nusa Barung sebagai destinasi wisata baru mendapat tanggapan dari pemerhati lingkungan Jember. Salah satu pemerhati lingkungan Jember, Nurul Hidayah, Rabu (23/6/2021) menyatakan tidak setuju rencana tersebut. Saat ini Pulau Nusa Barung memang mendapat perhatian dari banyak pihak. Namun, pemanfaatan Pulau Nusa Barung sebagai objek wisata dinilainya bisa berdampak pada kerusakan.

Pria yang akrab disapa Cak Oyong ini menyambut baik Rencana Pengelolaan Jangka Panjang (RPJP) Pulau Nusa Barung yang disampaikan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Jawa Timur. Dalam RPJP Suaka Margasatwa (SM) Pulau Nusa Barung, terdapat 3 blok pengelolaan antara lain perlindungan, religi, dan khusus. Wilayah atau blok paling luas adalah blok perlindungan. Sehingga dapat meminimalisir pemanfaatan yang beresiko terhadap kerusakan lingkungan dan keberadaan Nusa Barung masih aman dari ancaman tersebut.

Menurut Cak Oyong, SM Pulau Nusa Barung harus dilindungi. Selain karena merupakan habitat dari Rusa Timor dan Penyu Hijau, Nusa Barung juga menjadi benteng ketika terjadinya bencana.

Diberitakan sebelumnya, wacana soal Pulau Nusa Barung yang akan dijadikan destinasi wisata baru dikemukakan langsung oleh Bupati Jember, Hendy Siswanto beberapa waktu lalu. Ia meyakini Pulau Nusa Barung akan menjadi objek wisata yang bisa menarik banyak antusias wisatawan. Karena objek wisata tersebut lengkap, mulai dari laut, pantai, dan nantinya juga akan disiapkan tempat kuliner.

Hendy mengaku sudah menjalin komunikasi dengan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) terkait status Pulau Nusa Barung sebagai suaka margasatwa. Menurutnya secara aturan, wilayah konservasi masih bisa dikembangkan untuk tempat wisata, sepanjang pengembangan tersebut tidak mengganggu habitat disana. Rencananya, konsep pengembangan wisata Pulau Nusa Barung akan dimulai tahun depan dan Pemkab Jember yang akan mengelolanya secara langsung.(rex)