Program penerjunan tenaga kesehatan hingga ke pelosok desa mulai menunjukkan hasil positif. Dinas Kesehatan Kabupaten Jember mencatat, sebanyak 50 ibu hamil berisiko tinggi terdeteksi dalam pilot project penerjunan 212 tenaga kesehatan di enam Puskesmas.

Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan Jember, Akhmad Helmi Luqman, Jumat (31/10/2025) menyampaikan, program tahap awal ini menyasar sekitar 1.400 ibu hamil di tiga kecamatan, yaitu Andongsari, Jelbuk, dan Silo, sebagai upaya menekan angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB).

Dari hasil pendampingan terhadap 1.313 ibu hamil, sebanyak 50 orang dikategorikan berisiko tinggi karena faktor usia di bawah 19 tahun atau di atas 35 tahun, kondisi obesitas atau terlalu kurus, serta riwayat persalinan bermasalah atau penyakit tertentu.

Helmi menjelaskan, para ibu hamil berisiko tinggi tersebut kini telah mendapatkan pendampingan dan konsultasi khusus bersama dokter spesialis di rumah sakit rujukan, yang tergabung dalam kelompok kerja penurunan AKI dan AKB.
Petugas kesehatan di lapangan secara rutin mengirimkan catatan kehamilan ibu kepada dokter untuk ditindaklanjuti.

Ia juga mengimbau para ibu hamil agar jujur dan terbuka kepada petugas terkait riwayat kesehatan yang dapat memengaruhi keselamatan ibu maupun bayi saat persalinan.

Helmi menambahkan, program penerjunan tenaga kesehatan ini akan dilanjutkan secara bertahap pada tahun 2026, dengan dukungan fasilitas tambahan seperti mobil home care untuk mempercepat proses rujukan ke rumah sakit bila terjadi kondisi darurat.

Langkah ini diharapkan mampu memperkuat pelayanan kesehatan ibu dan anak di pelosok Jember, serta menekan angka kematian ibu dan bayi di daerah tersebut.(thn)