CARA PANDANG DAN KETIDAKPASTIAN EKONOMI MENJADI FAKTOR BERKURANGNYA REGENERASI PETANI

CARA PANDANG DAN KETIDAKPASTIAN EKONOMI MENJADI FAKTOR BERKURANGNYA REGENERASI PETANI

CARA PANDANG DAN KETIDAKPASTIAN EKONOMI MENJADI FAKTOR BERKURANGNYA REGENERASI PETANI

Sektor pertanian di Indonesia kini menghadapi tantangan. Usia rata-rata petani berada di kisaran 45 hingga 55 tahun. Data dari Kementerian Pertanian dan BPS (Badan Pusat Statistik) menunjukkan bahwa sektor pertanian di Indonesia didominasi oleh petani berusia tua, dengan jumlah petani muda yang semakin berkurang setiap tahunnya. 

Pengamat Pertanian Universitas Jember Soetriono, Kamis (14/11/24) menyampaikan,  berkurangnya minat generasi muda terhadap sektor pertanian dikarenakan beberapa hal.

Yang pertama, cara pandang generasi muda terhadap sektor pertanian yang dianggap pekerjaan bergelut dengan lumpur, serta  pekerjaan yang kurang bagus.

Kemudian, keterbatasan akses sumberdaya. Dimana banyak anak muda yang tidak tau terkait lahan pertanian produktif, modal yang diperlukan, dan juga teknologi yang digunakan seperti apa. 

Dan faktor terakhir,  adanya ketidakpastian ekonomi seperti anjloknya harga komoditas. Dimana hal ini menjadi momok  para petani.

Menurut Soetriono,  dampak dari enggannya generasi muda terjun ke sektor pertanian, yakni dapat menurunkan angka produksi dan produktivitas. Mengingat hari ini petani didominasi generasi tua. Kondisi  ini juga dapat menyebabkan terganggunya keberlanjutan pertanian, dikarenakan tidak ada yang menggarap lahan dari generasi muda.

Untuk mengatasi persoalan ini, lanjut Soetriono, pemerintah dapat mengadakan pendidikan dan pelatihan kewirausahaan di sektor pertanian untuk generasi muda. Selain itu, pengembangan keterampilan generasi muda di desa dengan  memberi  keterampilan terkait dengan pertanian.(dhi)

Copyright © 2024 K Radio Jember 102,9 FM Developed by Sevenlight.ID.

Adonis Music R&B