Melonjaknya harga komoditas pangan di Indonesia mulai dirasakan sejak November hingga awal Maret ini. Dosen Jurusan Produksi Pertanian Politeknik Negeri Jember (Polije), Edi Siswadi, kepada K Radio, Rabu (9/3/2022), menyampaikan bahwa sejak musim penghujan, produksi sayuran secara umum menurun. Penyebabnya karena adanya alih lahan untuk penanaman padi. Fenomena itupun berpengaruh terhadap turunnya pasokan komoditas sayur di pasaran.

Selain itu, Edi berpendapat, seharusnya pemerintah Indonesia juga punya proteksi yang mumpuni terhadap tanaman hortikultura. Sehingga, harga komoditas hortikultura bisa terkendali. Seperti yang telah diterapkan pada komoditas beras dengan penstabilan harga melalui Bulog.

Saat disinggung terkait potensi, Edi menyebut bahwa sebenarnya luasan lahan di Indonesia cukup untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat. Namun, ia menekankan butuh perhatian serius dari pemerintah hingga petani untuk menuju swasembada pangan. Terlebih, pemerintah belum dapat mengendalikan keseluruhan lahan di Indonesia.

Permasalahan lainnya menurut Edi, yakni karena Indonesia mengikuti pasar bebas, komoditas bisa dengan mudah keluar masuk antar negara. Sehingga skema harga pun terpengaruh dengan harga global. Oleh karena itu, perlu kehadiran pemerintah dalam memberikan stimulus serta diikuti dengan daya kompetisi petani yang mumpuni.(ian)