Polisi terus melakukan pemeriksaan pada F-N (25), seorang ibu muda yang tega membuang bayinya yang berusia 30 hari ke dalam sumur di Jember. Meski telah mengakui perbuatannya dan ditetapkan sebagai tersangka, F-N akan diperiksa lebih lanjut, khususnya terkait kondisi kejiwaannya. Menurut pihak kepolisian, tidak menutup kemungkinan tersangka mengalami sindrom baby blues.
Psikolog P3LM Unmuh Jember, Nuraini Kusumaningtyas, kepada K Radio, menjelaskan bahwa sindrom baby blues merupakan gangguan psikologis yang dialami ibu pasca melahirkan. Penyebabnya dipengaruhi beberapa hal dan umumnya kondisi tersebut bisa terjadi sekitar 2 minggu setelah melahirkan.
Tyas melanjutkan, seorang ibu pasca melahirkan, akan mengalami banyak perubahan. Mulai dari perubahan fisik, pola makan, dan emosi. Hal itu karena adanya tekanan dari tanggung jawab besar terhadap bayi yang baru dilahirkan. Perubahan tersebut menjadikan ibu yang baru melahikan menjadi sensitif. Kemungkinan seseorang mengalami sindrom baby blues akan semakin besar, ketika tidak mendapatkan dukungan dari lingkungan sekitarnya. Termasuk adanya komentar dalam pengasuhan dan perawatan bayi yang dilakukan.
Sindrom itu menurut Tyas biasanya akan hilang dengan sendirinya. Namun, jika berlangsung dalam waktu yang lama, bisa jadi ibu tersebut mengalami depresi pasca melahirkan atau postpartum. Menanggapi kasus ibu yang membuang bayinya ke sumur, ia menekankan perlu adanya penanganan lebih lanjut terkait kondisi psikologis tersangka. Pihak penegak hukum harus memperhatikan penyebab perbuatan nekat tersangka, sehingga bisa mendapatkan penanganan yang tepat terkait gangguan yang dialami, baik secara psikologis dan medis.(rex)
Copyright © 2024 K Radio Jember 102,9 FM Developed by Sevenlight.ID.