Pemerintah berencana menaikkan harga eceran tertinggi (HET) minyak goreng bersubsidi Minyakita. Namun pemerintah secara resmi belum mengeluarkan surat edaran terkait kenaikan tersebut.

Meski belum direalisasikan, dampaknya harga Minyakita di pasaran berangsur naik bahkan mengalami kelangkaan. HET Minyakita seharusnya masih menggunakan harga lama yakni Rp14.000 per liter. Namun harga di pasaran rata-rata dijual di atas Rp16.000.

Supervisor Sales Consumer Rajawali Nusindo Jember, Heru Subagyo, Jumat (12/7/24) mengaku, pihaknya belum mendapat surat edaran resmi tentang kenaikan HET Minyakita. Menurut informasi HET naik menjadi Rp15.700.

Ia menjelaskan, kenaikan harga yang terjadi di pasaran diakibatkan pedagang yang mendapat informasi akan adanya kenaikan harga dari media Nasional. Sehingga mereka menaikkan harga jual.

Selama bulan Juli, pihaknya belum mendapat alokasi minyakita sehingga stok di gudang kosong. Menurutnya, minyakita selalu dicari masyarakat karena sudah banyak dikenal.

Pihaknya juga menyalurkan minyak goreng premium merek lain dengan harga sama dengan Minyakita, namun kurang diminati masyarakat.

Insert…. Heru Subagyo

Sementara itu, General Manager BUMNU Jember, Julianus menyampaikan, pihaknya terakhir kali menjual Minyakita bulan Juni kemarin. Saat ini, BUMNU belum mendapatkan kiriman lagi dari pemasok di Surabaya.

Menurut informasi yang ia terima, kelangkaan Minyakita dalam dua minggu terakhir ini karena bahan baku untuk produksi minyakita terhambat.

Sebelumnya, BUMNU selalu menyediakan Minyakita karena mengajukan pre order kepada produsen dan mendapat kiriman hingga tiga rit. Dengan satu ritnya berisi 800 karton.

Julianus berharap produsen segera mengirimkan pasokan sehingga barang selalu siap untuk memenuhi kebutuhan masyarakat sehingga dapat membantu menekan angka inflasi di Jember.(thn)