Kawasan pesisir pantai selatan Jember membentang dari Paseban hingga Bandealit menjadi area bertelur bagi spesies penyu. Untuk melestarikan keberadaan satwa laut yang hampir punah tersebut, perlu adanya area konservasi.
Hal itu dikatakan Penyuluh Ahli Muda DLH Jember, Nurul Hidayah, Selasa (10/9/24). Dengan adanya kawasan konservasi, upaya menjaga dan pelestarian penyu dari kepunahan menjadi lebih mudah. Selain memudahkan edukasi masyarakat, bantuan berupa hibah atau CSR dari pihak ketiga akan mudah masuk.
Sejauh ini di Jember hanya ada dua kelompok atau komunitas yang melestarikan siklus hidup penyu. Itu pun bersifat swadaya dan dilakukan secara sukarela.
Kenyataan di lapangan, telur penyu banyak yang diambil oleh masyarakat untuk diperjual belikan atau dikonsumsi. Belum lagi persentase hidup tukik atau anakan penyu sangat rendah, hanya satu persen dari jumlah ratusan telur menetas yang dapat tumbuh hingga dewasa.
Perburuan liar, perubahan iklim, hingga kerusakan habitat serta banyaknya sampah plastik menjadi ancaman bagi keberlangsungan hidup penyu.
Sebelumnya, BKSDA Jatim bersama relawan dari berbagai elemen masyarakat melakukan pelepasan 32 tukik jenis Lekang ke habitat aslinya di Pantai Nyamplong Kobong, Desa Kepanjen, Kecamatan Gumukmas, Jumat (6/9/24).(thn)
Copyright © 2024 K Radio Jember 102,9 FM Developed by Sevenlight.ID.