Stunting merupakan ancaman utama terhadap kualitas manusia Indonesia, juga ancaman terhadap kemampuan daya saing bangsa. Anak dengan stunting bukan hanya terganggu pertumbuhan fisiknya, yaitu bertubuh pendek/kerdil saja, melainkan juga terganggu perkembangan otaknya. Hal itu tentu sangat mempengaruhi kemampuan dan prestasi di sekolah, produktivitas dan kreativitas di usia-usia produktif.
Rizal Permadi, Konselor Gizi, serta Dosen Gizi dan Klinik di Politeknik Jember, kepada K Radio Senin (30/1/23) mengatakan, cara mengatasi anak-anak yang terkena stunting adalah dengan memberikan makanan padat gizi, seperti puding yang ditambahi protein dari telur, ikan atau makanan-makanan lain berprotein tinggi.
Mengenalkan protein hewani kepada anak hendaknya dilakukan sejak usia 6 bulan, tepatnya setelah selesai ASI eksklusif. Karena jika telat maka akan susah kedepannya untuk memberikan protein hewani kepada anak. Sehingga disarankan setelah ASI eksklusif, anak-anak segera diperkenalkan rasa seperti rasa ikan, daging sapi, ayam, telur dan ikan laut.
Rizal berpesan, khususnya kepada para orang tua untuk memberikan anak-anak protein hewani yang cukup, seperti telur, udang, ikan atau ayam. Mengurangi kebiasaan merokok, serta menjaga kebersihan rumah agar terhindar dari penyakit-penyakit yang bisa membahayakan. Pemerintah tidak bisa bekerja sendiri untuk menurunkan angka stunting. Masyarakat harus bertanggungjawab terhadap diri dan keluarganya. Karena dengan adanya peran dan tanggungjawab tersebut maka akan membantu menyelesaikan permasalahan stunting di Indonesia.(put)
Copyright © 2024 K Radio Jember 102,9 FM Developed by Sevenlight.ID.