PAKAR UNEJ SEBUT, SAPI TERJANGKIT PMK BISA DISEMBUHKAN, MASYARAKAT TAK PERLU PANIK

PAKAR UNEJ SEBUT, SAPI TERJANGKIT  PMK BISA DISEMBUHKAN, MASYARAKAT TAK PERLU PANIK

PAKAR UNEJ SEBUT, SAPI TERJANGKIT PMK BISA DISEMBUHKAN, MASYARAKAT TAK PERLU PANIK

Berdasarkan sistem informasi kesehatan hewan (ISIKHNAS) dari 1 Desember 2024 sampai dengan 13 Januari 2025, total ternak di Jatim yang terserang Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) sebanyak 12.934 ekor sapi. 

Kementerian Pertanian (Kementan) memprediksi kasus PMK pada ternak akan meningkat selama tiga bulan ke depan yaitu pada bulan Januari, Februari dan Maret 2025. Peningkatan kasus PMK ini karena perubahan cuaca dan adanya mobilisasi ternak untuk Idul Fitri maupun persiapan Idul Adha.

Dosen Program Studi Peternakan Universitas Jember (UNEJ), Nur Widodo menjelaskan, PMK merupakan penyakit yang memiliki tingkat penularan dan kerugian yang tinggi. Penyakit PMK disebabkan oleh virus RNA, genus Apthovirus yang termasuk dalam keluarga Picornaviridae.  

Nur Widodo menyebut, virus ini bisa menyebar secara langsung dan tidak langsung seperti melalui petugas atau peternak maupun melalui udara dengan jarak radius yang cukup jauh yaitu 10-20 km. 

Oleh karena itu penerapan sanitasi diri pada peternak dan petugas sebelum dan setelah memasuki area kandang menjadi hal yang krusial dalam memutus rantai penularan PMK. 

Peternak maupun petugas yang menangani ternak sering melupakan hal kecil seperti mencuci tangan dan mengganti baju sebelum menangani ternak yang lain, sehingga kemungkinan penularan penyakit lebih tinggi.

Selain itu, pemisahan ternak sakit dengan ternak sehat adalah hal yang wajib dilakukan untuk mencegah penularan dalam satu kandang. Pemberian pakan bernutrisi juga dapat membantu meningkatkan kondisi kesehatan dan sistem imun sapi agar dapat melawan infeksi yang disebabkan virus PMK.

Ia menyampaikan, selain program vaksin gratis yang dilakukan pemerintah, untuk mempercepat ketercapaian vaksin PMK peternak juga bisa melakukan vaksinasi secara mandiri. Dengan berkoordinasi melalui Dinas Peternakan atau Dinas kesehatan Hewan setempat atau membeli langsung melalui Balai Besar Veteriner Farma Pusvetma Jawa Timur.

Sementara itu, dosen Prodi Peternakan UNEJ Purnaning Dhian Isnaeni menyampaikan, terkait sapi yang terjangkit PMK peternak tidak perlu panik karena masih bisa disembuhkan. Angka kematian ternak sapi masih dibawah 5 persen, bila dilakukan pengobatan dan perawatan secara tepat dan intensif. 

Pengobatan penyakit PMK pada ternak bertujuan untuk mengurangi gejala, mencegah infeksi sekunder, dan mempercepat pemulihan. Dengan kata lain, menurutnya, peternak diharapkan segera melaporkan ke petugas medis jika ternaknya mengalami gejala-gejala PMK.

Seperti demam, kurang nafsu makan, mengeluarkan air liur berlebih, atau terdapat luka melepuh pada mulut, teracak, dan hidung ternak.

Pembersihan kandang dengan air sabun dan desinfektan juga penting untuk membunuh virus yang mungkin menempel pada lantai atau dinding kandang. Dengan kerjasama yang baik antara peternak, petugas peternakan, tenaga medis, dan dinas peternakan, penyakit PMK bisa dikendalikan.(thn)

Copyright © 2024 K Radio Jember 102,9 FM Developed by Sevenlight.ID.

Adonis Music R&B