Sebagai bentuk kepedulian terhadap perubahan iklim, gelaran JFC tahun 2024 mewajibkan penggunaan bahan daur ulang untuk pembuatan kostum. Paling tidak 30 persen bahan yang digunakan harus berasal dari daur ulang.
Presiden JFC, Budi Setiawan Sabtu (3/8/24) mengatakan, selain kepedulian terhadap iklim, dengan menggunakan bahan-bahan daur ulang diharapkan biaya yang dikeluarkan tidak terlalu mahal. Sehingga lebih banyak lagi masyarakat dapat berpartisipasi dalam gelaran JFC.
Dengan tagline Bead Binary of Our Story, JFC 2024 hadir dengan tema besar ALGORITHM, yang mengisahkan perjalanan luar biasa dari algoritma yang telah membentuk carnaval ini sejak tahun 2003 hingga saat ini.
Sejak berdirinya pada tahun 2003, JFC telah berkembang menjadi salah satu karnaval fashion terbesar di dunia. Tema ALGORITHM menggambarkan perjalanan ini sebagai serangkaian instruksi yang kompleks, dengan berbagai komponen yang saling terkait, membentuk sebuah narasi yang lebih besar dan bermakna.
Setiap individu yang terlibat dalam JFC, mulai dari desainer, model, hingga penonton, memiliki peran penting dalam membentuk identitas karnaval ini. Mereka adalah bagian dari algoritma yang menjadikan JFC unik dan dinamis.
JFC selalu berusaha untuk peka terhadap isu-isu dunia seperti perubahan iklim, keberagaman budaya, dan inklusi sosial. Dengan tema ALGORITHM, JFC menunjukkan bagaimana isu-isu ini dapat dianalisis dan direspon melalui seni dan fashion.
Dalam beberapa tahun terakhir, JFC juga tidak lepas dari pengaruh politik baik dalam negeri maupun internasional. Politik telah menjadi bagian dari algoritma yang mempengaruhi tema dan penyelenggaraan karnaval.
Dari komponen yang menjadi bagian dari sebuah ALGORITMA, JFC mengangkat defile-defile yang berkaitan dengan elemen-elemen algoritma yaitu Wayang, Chess, Versailles, Media, Betta Fish, Climate Change, Zodiac, Fairy, Jember, dan Rio.(thn)
Copyright © 2024 K Radio Jember 102,9 FM Developed by Sevenlight.ID.