PERTANIAN, SEKTOR TANGGUH YANG BELUM MENJADI PRIORITAS PEMERINTAH

PERTANIAN, SEKTOR TANGGUH YANG BELUM MENJADI PRIORITAS PEMERINTAH

PERTANIAN, SEKTOR TANGGUH YANG BELUM MENJADI PRIORITAS PEMERINTAH

Forum Komunikasi Perguruan Tinggi Pertanian Indonesia (FKPTPI) menilai kurangnya prioritas pemerintah dalam bidang pertanian. Konversi lahan, serta naik turunnya harga komoditas pertanian tidak menjadi prioritas pemerintah.

Hal itu dikatakan Ketua FKPTPI Wilayah Timur, Lily Ishak di sela acara konferensi FKPTPI yang diikuti 103 Perguruan Tinggi di Auditorium Kampus Universitas Jember, Selasa (30/7/24).

Menurutnya, pemerintah lemah dalam menerapkan kebijakan dalam bidang pertanian. Policy lahan pertanian sudah ada. Tetapi ketika masuk pada implementasi, konversi lahan pertanian produktif masih terus terjadi. Sehingga lahan pertanian terus menyusut.

Produksi yang tidak pernah stabil sampai saat ini tidak pernah menjadi prioritas pemerintah untuk benar-benar diselesaikan. Padahal mayoritas penduduk sekitar 70 persen masih bergantung pada sektor pertanian. Anehnya, masyarakat pertanian justru miskin.

Lily melihat tidak adanya transformasi pertanian dari skala tradisional ke skala industri. Kalaupun ada jumlahnya sedikit dan bukan dari kalangan masyarakat. Melainkan dikuasai sekelompok kecil perusahaan-perusahaan besar.

Keberadaan kapitalisme tersebut, menurut Lily turut menghancurkan petani-petani kecil. Lily membandingkan dengan negara maju, dimana pemerintahnya dapat memberikan perlindungan terhadap pertanian. Ada jaminan harga dan subsidi sehingga permainan dapat tumbuh dan maju.

Hal itu jauh berbanding terbalik dengan kondisi di Indonesia. Pemerintah hanya memberikan subsidi pupuk. Itu pun masih banyak permasalahan yang menyertainya.

Kalau mau Indonesia maju, Lily menagaskan, pemerintah harus berani, presiden langsung ke masyarakat. Menghilangkan sentuhan-sentuhan kapitalisme. Melindungi harga di tingkat bawah agar tidak dikuasai oleh tengkulak-tengkulak.

Dekan FTP Universitas Khairun Ternate itu menambahkan, khusus di wilayah Timur sudah banyak konversi lahan pertanian menjadi area pertambangan nikel. Dampaknya, limbah tambang masuk ke sungai dimana sungai itu airnya untuk irigasi. Semakin parah kondisi pertanian.

Sementara, Warek III Unej Fendi Setyawan berharap dalam konferensi FKPTPI dapat memberikan update baik secara keilmuan maupun aspek lain yang dapat dikolaborasikan dengan pengambilan kebijakan, baik di tingkat daerah maupun pusat.(thn)

Copyright © 2024 K Radio Jember 102,9 FM Developed by Sevenlight.ID.

Adonis Music R&B