Era modernisasi memunculkan berbagai profesi yang berkaitan dengan pengembangan teknologi. Termasuk bidang pertanian yang saat ini bukan hanya bisa digarap secara konvensional, namun dipadukan dengan teknologi modern. Sayangnya, masih banyak generasi milenial enggan menjadi petani karena gengsi.
Namun, hal itu tidak berlaku bagi petani milenial Jember, Mohammad Aris Zaini. Ia justru getol menjadi petani buah jeruk. Motivasinya sebagai petani muncul dari orang tuanya yang mengajari bercocok tanam. Selain itu, ia percaya setiap orang tetap membutuhkan pangan sampai kapanpun. Sehingga profesi itu menurutnya sangat menjanjikan.
Aris tidak menampik, tantangan yang dihadapi para petani adalah mengaplikasikan teknologi untuk menunjang hasil pertanian yang lebih maksimal. Ia mencontohkan, alat penyemprot jeruk yang dulunya manual, saat ini mulai beralih ke peralatan yang lebih canggih. Sebenarnya, masih banyak cakupan teknologi yang bisa diterapkan, namun para petani terkendala biaya yang terlalu mahal. Seperti saat dirinya mengikuti salah satu penyuluhan pertanian, ada inovasi penyemprotan pestisida menggunakan drone. Namun, biaya yang sangat mahal membuat petani tidak mampu menerapkan cara tersebut.
Terlebih menurut Aris, jumlah petani di Jember mayoritas berusia di atas 40 tahun yang kesulitan mengadaptasi perkembangan teknologi. Sebenarnya, inovasi yang diperlukan agar sistem pertanian lebih maju, bisa dimulai dari penanaman, pengolahan lahan, hingga pasca panen. Terlebih, produk hasil pertanian sangat membutuhkan inovasi agar bisa awet tanpa menggunakan bahan pengawet ekstra. Sehingga, proses pengawetan itu tidak mempengaruhi rasa dan kesehatan manusia. Mengingat, ada masa dimana harga pertanian mengalami kejatuhan. Meski demikian, masih ada solusi yang bisa dilakukan, yakni bermitra dengan perusahaan pemasok komoditas hasil pertanian.(ian)
Copyright © 2024 K Radio Jember 102,9 FM Developed by Sevenlight.ID.