N-H warga Kecamatan Kalisat, Jember terdakwa kasus dugaan peredaran Insektisida palsu merek Brofreya kembali menjalani persidangan di Pengadilan Negeri Jember, Selasa (16/7/24) sore.

Dalam agenda sidang gelar pemeriksaan terdakwa, N-H dihadapkan dengan Jaksa Penuntut Umum Adik Sri Sumarsih di ruang sidang Candra.

Dalam keterangannya, terdakwa mengaku membeli barang pembasmi hama itu dengan harga Rp185.000 per botol ukuran 100 ml, dari pemasok bernama Agus Santoso warga Blitar. N-H mengaku dikenalkan kepada Agus oleh temannya.

Menurut pengakuannya, transaksi jual beli ini dilakukan terhitung sejak bulan Juli hingga Agustus 2023. Ia sudah melakukan pemesanan pestisida Brofreya sebanyak dua kali pemesanan untuk kemasan 100 ml. Pemesanan dilakukan via WA kepada Agus Santoso.

Terdakwa menyampaikan, bahwa dirinya tidak mengetahui bahwa produk yang dia pesan adalah produk palsu. Harga yang lebih murah yang membuat dirinya tergiur untuk melakukan pembelian produk dari Agus Santoso.

Dia baru menyadari produk tersebut palsu setelah menerima komplain dari konsumen bahwa produk itu memiliki daya bunuh rendah terhadap hama.

Dengan adanya komplain tersebut, dirinya segera melakukan penarikan dan melakukan perbandingan dengan membeli produk lain dengan kemasan yang sama yakni 100 ml.

Setelah memastikan bahwa produk tersebut palsu. Dirinya segera berkomunikasi dengan Agus Santoso untuk melakukan penarikan produk palsu tersebut.

Terdakwa dapat membedakan produk asli dan palsu dengan mengamati logo yang berbeda dari kemasan asli. Pada kemasan asli cahaya pelangi nampak mengkilap sedangkan pda produk palsu tidak. Dirinya mengakui bahwa kurang waspada melakukan pembelian.

Terdakwa mengaku dapat meraup keuntungan sebesar Rp10.000 per botol. Harga yang ditawarkan juga jauh dibawah harga pasar pada umumnya.(thn)