Direktur Jenderal Bina Administrasi Kewilayahan Kementerian Dalam Negeri baru-baru ini merilis jumlah kasus kebakaran di Indonesia selama setahun kemarin. Angkanya mencapai 17 ribu lebih kasus dan sekitar 45 persen di antaranya disebabkan arus pendek aliran listrik. Namun, tingginya kasus kebakaran secara nasional berbanding terbalik dengan kejadian di Jember.
Menurut Kepala Bidang Perlindungan Masyarakat UPT Pemadam Kebakaran Satpol PP Kabupaten Jember, Nino Eka Putra kepada K Radio, tren kasus kebakaran di Jember justru menurun selam 3 tahun terakhir. Hal itu dikarenakan banyak masyarakat sudah mulai sadar bahaya kebakaran dan langkah mengantisipasinya.
Nino merinci, pada 2019 lalu, peristiwa kebakaran di Jember sebanyak 155 kasus. Kemudian di tahun 2020, turun menjadi 113 kasus. Terakhir, pada 2021, angkanya semakin turun menjadi 89 kejadian kebakaran. Sementara untuk penyebab terbanyak kasus kebakaran di Jember, juga dikarenakan arus pendek atau korsleting listrik.
Lebih lanjut, Nino menjelaskan, penyebab lainnya yakni kelalaian masyarakat yang tidak mematikan kompor atau peralatan elektronik. Terkait wilayah yang banyak mengalami kasus kebakaran di Jember selama setahun terakhir adalah Kecamatan Sumbersari dengan total 11 kejadian. Mengingat, Sumbersari adalah Kecamatan yang paling padat penduduknya, sehingga potensi terjadinya kebakaran juga tinggi.
Nino juga mengimbau masyarakat selalu waspada dan melakukan pencegahan kebakaran. Caranya dengan memastikan alat listrik yang tidak digunakan dalam kondisi mati dan mengecek kondisi gas setiap akan meninggalkan rumah. Ia juga berharap kesadaran pengguna jalan untuk memprioritaskan mobil pemadam kebakaran untuk melintas. Jika masyarakat mengetahui peristiwa kebakaran di sekitar, bisa langsung menghubungi tim pemadam kebakaran melalui Call Center 0331 321 213 atau WA 082 122 119 113. Layanan tersebut tidak dipungut biaya sama sekali alias gratis.(ibl)
Copyright © 2024 K Radio Jember 102,9 FM Developed by Sevenlight.ID.