Pertumbuhan rasio kendaraan yang tidak diimbangi dengan rasio peningkatan atau perluasan jalan menyebabkan kemacetan di wilayah kota Jember. Muhammad Fawait mengatakan pengaspalan atau perbaikan jalan saja tidak cukup untuk mengurai kepadatan kendaraan.

Semakin ke kesini, dari wilayah pinggiran untuk mencapai kota Jember membutuhkan waktu tempuh semakin lama. Karena banyak penumpukan kendaraan pada sejumlah titik.

Fawait menyebut pembangunan infrastruktur pada titik-titik padat kendaraan menjadi solusi mengurai kemacetan. Seperti membangun flyover atau underpass.

Namun bila hanya mengandalkan APBD Jember saja, Fawait yakin tidak akan mampu. Karenanya sebagai kader partai politik linier dengan pemerintah pusat saat ini, ia berjanji akan menarik APBN untuk pembangunan Jember.

Fawait juga ingin meningkatkan pendapatan asli daerah melalui sektor pariwisata serta investasi sektor riil. Sektor pariwisata akan lebih dioptimalkan. Bila wisatawan atau investasi masih kecil, maka hal itu pertanda suatu daerah tidak maju.

Untuk mendatangkan investor, selain infrastruktur jalan yang harus diperbaiki juga keberadaan bandara. Minimal, kata Fawait, harus ada penerbangan Jember-Bali dan Jember-Jakarta.

Potensi Jember dengan jumlah penduduk terbesar ketiga di Jawa Timur, banyaknya perguruan tinggi, serta kantor-kantor perwakilan wilayah, namun pembangunan infrastruktur tol tidak melalui Jember membuktikan kurangnya kecakapan pemimpin daerah dalam lobi-lobi politik.(thn)