Anak Tidak Sekolah (ATS) di Kabupaten Jember menyentuh angka 6.630 anak.
Menanggapi hal ini, Deditiani Tri Indrianti.S.Pd., M.Sc dosen Pendidikan Masyarakat/Pendidikan Luar Sekolah (PLS) FKIP Universitas Jember, Kamis (6/7/2024) mengatakan tidak sepakat dengan bahasa anak tidak sekolah. Baginya berhenti sekolah tidak ada masalah, namun yang menjadi persoalan ketika anak berhenti belajar.
Ia mengungkapkan apabila anak tidak tuntas dalam Pendidikan formal yang terbatas oleh ketegori usia, maka anak dapat mengikuti pendidikan non-formal seperti PKBM (Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat) sebagai wadah belajar. Namun, ironinya PKBM di Kabupaten Jember masih sangat sedikit dibanding angka anak tidak sekolah yang jumlahnya cukup bayak.
Menurutnya, pendidikan tidak hanya berlaku pada lembaga formal saja. Jika Pemkab Jember ingin menyelesaikan masalah ATS, support bisa diberikan kepada PKBM untuk melakukan berbagai macam kegiatan dan strategi pembelajaran untuk membantu mengentaskan masalah tersebut.
Ia juga menilai Persolan ATS di Jember tidak melulu soal faktor ekonomi. Kabupaten Jember memiliki topografi yang berbeda-beda. Permasalahan ATS di wilayah pesisir, pegunungan, dan perkebunan yang sulit terjangkau oleh sarana prasarana dan akses pendidikan tidak dapat disamakan dengan persoalan ATS di perkotaan.
Pandangan beberapa masyarakat Kabupaten Jember soal pendidikan bukan investasi, juga perlu menjadi perhatian bagi pemerintah sehingga solusi atas akar permasalahan ATS di Jember dapat dicari. (cia)
Copyright © 2024 K Radio Jember 102,9 FM Developed by Sevenlight.ID.