Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, selama bulan September Kabupaten Jember mengalami deflasi sebesar 0,1 persen. Dari 9 bulan berjalan tercatat Jember telah mengalami lima kali deflasi selama tahun 2024.
Kepala BPS Jember, Tri Erwandi, (1/10/24) mengatakan, meski Jember sering mengalami deflasi namun belum tentu terjadi penurunan daya beli masyarakat.
Ia mengatakan, hasil penghitungan nilai tukar petani untuk level provinsi dan nasional masih di atas angka 100. Artinya indeks yang dibayar dibanding yang diterima, masih lebih tinggi yang diterima atau masih ada keuntungan.
Komoditas yang dominan memberikan andil atau sumbangan deflasi month to month pada September 2024, antara lain: cabai rawit, cabai merah, daun bawang, terong, jagung manis, bensin, jeruk, semangka, pir, anggur, sawi hijau dan apel.
Sedangkan komoditas yang dominan memberikan andil inflasi selama bulan September antara lain, bawang merah, udang basah, minyak goreng, beras, pisang, timun, bioskop, emas perhiasan, sigaret kretek mesin, bayam.
Dari 11 kabupaten kota Jawa Timur yang menghitung inflasi, pada bulan September semuanya mengalami deflasi. Deflasi tertinggi terjadi di Kabupaten Bojonegoro dan Gresik sedangkan terendah terjadi di Kota Probolinggo.
Hingga bulan September, tercatat inflasi bulan berjalan (year to date) Jember sebesar 0,88 persen dan inflasi tahunan (year on year) sebesar 1,55 persen. Inflasi tahunan Jember masih berada di bawah inflasi Jatim sebesar 1,73 persen dan nasional sebesar 1,84 persen.(thn)
Copyright © 2024 K Radio Jember 102,9 FM Developed by Sevenlight.ID.