Kurma, tanaman khas Timur Tengah yang buahnya kerap dijadikan menu Ramadan kini bisa dibudidayakan di Jember. Tepatnya berlokasi di Desa Sabrang, Kecamatan Ambulu. Ditanam diatas tanah seluas satu hektar, tanaman kurma milik petani desa setempat ini, banyak mengundang rasa penasaran warga.
Sugito, seorang pensiunan guru, setelah tiga tahun menanam kurma akhirnya mulai menuai hasil jerih payahnya. Lelaki 70 tahun itu dibantu sang adik, Mahrozi mulai menanam kurma sekitar tahun 2020 saat pandemi covid-19 melanda.
Sugito, kepada K Radio menuturkan, sebelum menanam kurma, ia memastikan dahulu kondisi tanahnya sesuai dengan yang dibutuhkan. Sedangkan untuk bibit kurma ia membelinya dari Thailand.
Menurutnya, tidak ada cara khusus saat penanaman. Untuk pengairan harus ada, tapi dengan takaran yang cukup. Untuk perawatan hanya perlu membersihkan rumput-rumput disekitar tanaman.
Sugito menyebut, saat awal sebagai percobaan ia menanam 300 bibit kurma, kemudian ditambah 200 bibit. Seiring berjalannya waktu, sekarang sudah ada sekitar 1.000 pohon kurma di kebunnya.
Hanya saja, Sugito mengaku masih harus membedakan antara jenis tanaman jantan dan betina. Karena tanaman jantan tidak mungkin berbuah, serta proses penyerbukan masih dilakukan secara manual dengan mengawinkan bunga jantan ke bunga betina.
Tahun 2023 lalu, pohon kurma milik Sugito mulai berbuah. Dan tahun ini jumlah pohon yang berbuah lebih banyak, jumlahnya ada belasan pohon.
Seiring beredarnya kabar, saat ini banyak warga yang berdatangan untuk melihat buah kurma milik Sugito langsung di kebunnya. Meski untuk sampai ke kebun, harus menyeberangi sungai selebar 15 meter dengan menaiki getek tradisional.
Sugito berharap kebunnya bisa lebih berkembang dan dapat dijadikan jujugan bagi petani lain yang ingin menanam kurma atau mencari untuk pembibitan.(thn)
Copyright © 2024 K Radio Jember 102,9 FM Developed by Sevenlight.ID.