Sederhana tetapi membanggakan. Itulah gambaran sosok perempuan kuat asal Desa Kaliwining Kecamatan Rambipuji Jember. Adalah Hanik, wanita paruh baya penjual tempe yang menjadi tulang punggung keluarga.

Lebih dari 30 tahun, Umi Hanik menjalani usahanya sebagai pengusaha tempe. Siapa sangka, dari usahanya itu sejauh ini telah tiga kali dirinya menginjakan kaki di tanah suci. Sekali menunaikan ibadah haji dan dua kali perjalanan umroh.

Juga dari usahanya itu, ia mampu menyekolahkan ketiga anaknya hingga perguruan tinggi. Dua anak telah lulus dan satu masih menjalani perkuliahan. Ketiganya menjalani pendidikan di universitas terkemuka di Jogja dan Solo.

Berkat keuletannya sebagai pengusaha tempe, perempuan kelahiran 1978 itu kini mampu menampung beberapa tetangganya untuk bekerja di rumahnya.

Secara pendidikan Hanik tidaklah terlalu tinggi. Begitu pula secara keterampilan. Ia mengaku hanya pernah ikut pelatihan membuat tempe. Tidak ada keterampilan lain yang ia bisa lakukan.

Dirinya memegang kuat prinsip, apapun pekerjaannya kalau ditekuni pasti akan membawakan hasil. Bukan berarti tidak pernah gagal. Hanya saja kemauan keras terus berusaha membuat seperti sekarang ini.

Dari keterampilan itu. Hingga kini, sedikitnya ia telah ada 15 kios sayur yang buka selama 24 jam untuk menjual ‘tempe bunda’ buatannya. Untuk terjauh, olahan tempe yang diproduksinya pernah sampai ke Iran dan Turki.

Bagi Hanik, apapun kondisinya kualitas harus konsisten dipertahankan. Pasang surut setiap usaha pasti ada. Seperti saat musim hujan, dirinya harus tetap berjuang ke pasar-pasar menjual tempe.

Hanik juga tidak segan membagi ilmunya kepada siapa saja yang mau belajar. Bahkan banyak pelajar dari kalangan mahasiswa belajar di tempatnya. Ia yakin dengan banyak bermanfaat bagi orang lain rezekinya juga semakin lancar. Sebab, baginya rezeki sudah ada yang mengatur.(thn)