Ribuan warga di Desa Suger Kidul, Kecamatan Jelbuk, Jember menggelar Salat Id dan berlebaran pada Selasa (09/04/24). Perayaan Idul Fitri ini lebih cepat satu hari dari yang ditetapkan ormas Muhammadiyah yakni pada Rabu (10/04/24). Adapun pemerintah dan juga ormas NU baru akan menggelar sidang itsbat pada Selasa sore dan diperkirakan juga akan berlebaran pada Rabu.
Pelaksanaan solat Id di Desa Suger Kidul ini digelar oleh Pondok Pesantren Mahfilud Duror yang ada di desa yang berbatasan langsung dengan Kecamatan Maesan, Kabupaten Bondowoso itu.
Menurut salah satu pengasuh utama Pondok Pesantren Mahfilud Dluror, KH Ali Wafa, penetapan 1 Syawal oleh pesantrennya itu berdasarkan sistem perhitungan atau hisab yang dikenal dengan sistem Khumasi atau lima.
Secara garis besar, sistem Khumasi menetapkan awal puasa dan Idul Fitri berjarak lima hari dari penetapan tahun sebelumnya.
Sistem ini diperintahkan dan diajarkan oleh pendiri Pesantren Mahfilud Dluror yang juga kakek dari KH Ali Wafa, yakni KH Muhammad Sholeh sejak awal mendirikan pesantren pada tahun 1911. Sang kakek mendapatkan perintah dan ajaran dari gurunya, KH Abdul Hamid Misbat, dari Pesantren Banyuanyar, Madura.
Dengan menggunakan perhitungan sistem Khumasi, Pesantren Mahfilud Dluror kerap berbeda dengan pemerintah dalam menentukan awal Ramadan dan satu Syawal. Meski demikian, toleransi tetap terjaga dengan baik. Terlebih pesantren ini masih memiliki jaringan hubungan kekeluargaan dan sanad keilmuan dengan sejumlah pesantren besar NU di Jember dan Situbondo. Salah satunya dengan Pesantren Raudlatul Ulum Sumber wringin. (adp)
Copyright © 2024 K Radio Jember 102,9 FM Developed by Sevenlight.ID.