Upaya mewujudkan zero perkawinan anak di Desa Kesilir, Kecamatan Wuluhan Jember mendapat perhatian negara Kanada dan PBB. Desa Kesilir menjadi pilot projek program Better Reproductive Health And Righ For All In Indonesia Phase II (BERANI II) hingga akhir tahun 2025.
Child Protection Specialist Unicef Indonesia Kanwil Jawa, Naning Julianingsih, Selasa (28/5/24) menjelaskan, program tersebut mendapatkan sponsor dari kedutaan Kanada, dengan pelaksana tiga badan PBB, yakni Unicef, UN Women, dan UNFPA.
Tujuannya, memperkuat bagaimana masalah perempuan dan anak, bisa dicegah dan ditangani secara lebih komprehensif. Berupaya meningkatkan pengetahuan dan kesadaran tentang kesehatan reproduksi serta perempuan dan anak lebih berdaya. Supaya masalah-masalah berkaitan dengan kekerasan hingga perkawinan anak bisa dicegah.
Tentunya kegiatan tersebut juga melibatkan kementerian serta lembaga terkait karena akan menjadi bagian dari program tahunan.
Progresnya, Desa Kesilir telah memiliki Peraturan Desa (Perdes) tentang perlindungan anak. Kemudian alokasi anggaran meningkat untuk perlindungan perempuan dan anak.
Dengan program tersebut, Naning berharap desa-desa lain di Indonesia bisa meniru dan mengaplikasikan, karena kekerasan perempuan dan anak bisa terjadi dimana saja.
Sementara, Ketua Gugus Tugas Desa Layak Anak Desa Kesilir, Ike Mariana mengatakan, dengan mayoritas masyarakatnya bekerja di sektor pertanian, masih banyak pekerja anak dan anak putus sekolah juga perkawinan anak.
Ike menjelaskan, sejak kemunculan HP dan akses internet membuat angka perkawinan anak semakin tinggi. Akibat terjadi hamil di luar nikah yang terpaksa dinikahkan meski usianya kurang.
Demi mengurangi itu, tim gugus tugas mensosialisasikan dan mengedukasi seluruh lapisan masyarakat desa untuk membatasi penggunaan HP. Bagi anak-anak usia sekolah dilarang berkumpul di warung yang menggunakan wifi pada jam belajar setelah magrib hingga pukul 08.00 malam.(thn)
Copyright © 2024 K Radio Jember 102,9 FM Developed by Sevenlight.ID.