iap memasuki musim hujan, masyarakat kerap mengeluhkan banjir yang menggenangi di beberapa titik di Kabupaten Jember. Pasalnya kondisi ini terus berulang dari tahun ke tahun.
Menanggapi hal ini, Kabid Dinas PU Bina Marga dan Sumber Daya Air (PUBMSDA) Kabupaten Jember, Dai Agus, Senin (4/3/24) menerangkan, pada dasarnya irigasi terbagi menjadi dua, yaitu saluran pembawa dan saluran pembuang.
Menurutnya, untuk irigasi pembawa makin ke hilir maka volume airnya semakin kecil. Sedangkan untuk drainase yang masuk ke saluran pembawa, dulunya adalah saluran irigasi yang menjadi saluran drainase, makin lama volume airnya semakin besar. Ditambah kondisi sekarang semakin banyak perumaham. Hal tersebut yang menjadi problem. Kapasitas drainase kecil melebihi debit air yang ada sehingga terjadi over kapasitas dan banjir.
Untuk memperbaiki drainase di titik-titik yang kerap menjadi langganan banjir tersebut, Agus mengatakan, perlu ada revitalisasi drainase. Dimana harus ada kajian untuk menambah kapasitas agar air tidak semakin besar pada hilirnya.
Agus juga mengatakan, konservasi air juga mempengaruhi daya serap air, karena irigasi juga perlu adanya resapan yang baik agar debit air mudah untuk diserap.
Ia menambahkan, masalah banjir adalah masalah bersama. Sehingga dalam konservasi dibutuhkan peran serta semua pihak, seperti penanaman pohon dan pengelolaan sampah. Tujuannya agar ketersediaan air terjaga dan mengatasi permasalahan banjir yang menjadi langganan di musim hujan. (Raf)
Copyright © 2024 K Radio Jember 102,9 FM Developed by Sevenlight.ID.