Harga jual tembakau Jember jenis Besuki Na Oogst di tingkat petani anjlok. Tahun ini harga tertinggi hanya Rp9 juta per kwintal, turun jauh dari tahun lalu yang mencapai Rp15 juta.
Petani tembakau asal Desa Nogosari, Kecamatan Rambipuji, Muji Sholeh, Rabu (2/10/24) mengatakan, harga tembakau jenis Na Oogst per kwintal lembaran daun kering berkisar mulai dari Rp5 juta hingga Rp9 juta di tingkat petani sesuai dengan kualitasnya.
Tembakau jenis ini merupakan unggulan yang hanya dapat tumbuh di Jember dengan pangsa pasar ekspor sebagai bahan pembuatan cerutu.
Sholeh mengatakan, dari segi pertumbuhan tanaman saat ini cukup bagus. Hanya saja untuk mencukupi kebutuhan air perlu usaha ekstra menggunakan diesel.
Jatuhnya harga tembakau di tingkat petani, lanjut Sholeh, karena mereka kalah bersaing dengan perusahaan yang menanam tembakau melalui kemitraan.
Dengan modal besar, perusahaan mampu menyewa lahan dengan harga tinggi. Yakni Rp25 juta per hektar per musim atau dua kali lipat harga sewa biasanya.
Dampaknya, petani rakyat yang ingin menanam tembakau harus mengikuti harga sewa lahan yang tinggi tersebut. Selain itu, tembakau petani yang tidak bermitra dihargai murah oleh perusahaan.
Menghadapi situasi seperti ini, petani hanya bisa pasrah. Belum lagi menghadapi kebijakan pemerintah lewat aturan baru. Aturan pengendalian zat adiktif produk tembakau yang tercantum dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 28 Tahun 2024 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan.
Menurut Sholeh, selama ini tembakau menjadi ladang penghidupan bagi ribuan orang di Jember. Baik yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung. Bahkan banyak pekerja yang merantau pulang kampung saat musim tanam tembakau seperti sekarang ini. (thn)
Copyright © 2024 K Radio Jember 102,9 FM Developed by Sevenlight.ID.