Pandemi Covid-19 membawa dampak besar pada banyak aspek kehidupan manusia, termasuk dunia pendidikan. Salah satu masalah yang muncul, yakni meningkatnya angka putus sekolah. Hal itu dikarenakan para anak didik mau tak mau turun membantu ekonomi keluarga selama pandemi. Berdasarkan data Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek), angka putus sekolah bahkan mengalami kenaikan 10 kali lipat di masa pandemi, dibandingkan tahun 2019.
Fakta itu pun yang menggerakkan Lembaga Kursus dan Pelatihan dari Bhedag Kopi untuk melatih anak-anak putus sekolah, khususnya perempuan. Menurut Pimpinan Lembaga tersebut, Indah Setyorini, pihaknya dipercaya menjalankan program dari Kemendikbudristek dalam pemberdayaan anak putus sekolah di masa pandemi. Program itu menyasar anak usia 17 – 25 tahun yang tidak lagi mengenyam bangku pendidikan. Dari program tersebut, mereka akan diberikan keterampilan berwirausaha agar bisa mandiri.
Indah menyebut, pihaknya juga bekerja sama dengan beberapa industri dan dunia kerja (Induka). Seperti Bumdes, koperasi, Pondok Pesantren lewat santriprenuer, serta menggandeng kelompok disabilitas. Selain dibekali dengan pelatihan keterampilan, nantinya mereka akan diberi alat untuk modal membuka wirausaha kopinya sendiri.
Menurut Indah, keterampilan untuk menjadi seorang barista dipilih karena melihat potensi kopi yang besar saat ini. Terlebih, Jember memang dikenal sebagai salah satu daerah dengan komoditas kopi yang besar. Ia berharap setelah pelatihan itu mereka bisa mandiri dan mampu membuka lapangan pekerjaan di kemudian hari. Baginya, belajar tidak melulu dilakukan di sekolah ataupun lembaga pendidikan formal. Belajar bisa dilakukan dimana saja dan selalu ada kesempatan bagi mereka yang punya kemauan.(rex)
Copyright © 2024 K Radio Jember 102,9 FM Developed by Sevenlight.ID.